PARIS, iNews.id - Kondisi keamanan di Kota Pointe-a-Pitre tegang dan mencekam pasca penjarahan gudang senjata yang dilakukan warga.
Warga menolak dan marah terhadap kebijakan pembatasan Covid-19 yang dilakukan Wali Kota Pointe-a-Pitre, Harry Durimel.
Berbicara kepada radio France Info pada Senin (22/11/2021), Wali Kota Pointe-a-Pitre Harry Durimel mengatakan, ada kekhawatiran besar karena para perusuh sekarang memiliki senjata setelah gudang senjata dibobol pada Minggu.
Media melaporkan bahwa sejumlah senapan diambil dari gudang yang terletak di kota pantai yang masuk dalam bagian Prancis tersebut.
“Kami hanya tidak tahu seberapa jauh ini akan berjalan,” ujar Durimel ketika dia meminta Prancis memulihkan ketenangan dan ketertiban di pulau Karibia itu.
Walikota mengatakan dia masih bisa mendengar suara dari unjuk rasa di luar gedung pemerintahan saat dia berbicara pada dini hari.
Pulau itu menjadi kacau setelah serikat pekerja mengadakan pemogokan pekan lalu untuk menentang pembatasan Covid-19, termasuk penerapan vaksinasi wajib bagi para petugas kesehatan.
Perdana Menteri Prancis Jean Castex bertemu para anggota parlemen Guadeloupe pada Senin untuk mencoba menyelesaikan krisis.
Sekolah dan perguruan tinggi tidak akan menerima siswa pada Senin dengan protes yang sedang berlangsung dan banyak jalan diblokir oleh perusuh.
Menurut presiden kamar dagang lokal, Patrick Vial-Collet, lebih dari 80 bisnis telah dijarah sejak protes dimulai.
Prancis telah mengirim sekitar 200 petugas polisi dari daratan ke pulau itu dan memberlakukan jam malam untuk memadamkan kerusuhan.
Menurut media Prancis, serikat pekerja di pulau Martinique telah menyerukan pemogokan umum, meningkatkan kekhawatiran bahwa kerusuhan dapat menyebar ke wilayah pulau Prancis lainnya.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta