TASIKMALAYA, iNews.id– Mantan Pjs Jawa Barat Mochamad Iriawan alias Iwan Bule menyatakan solusi untuk menekan penyebaran HIV/AIDS bukan hanya dengan nikah dan poligami.
Dirinya mempertanyakan bagaimana para pecandu narkoba yang rentan HIV/AIDS lewat jarum suntik apakah bisa ditekan dengan cara poligami.
"Penularan virus HIV yang masif di wilayah Jawa Barat tidak serta merta diakibatkan dari seks bebas semata. Penularan melalui jarum suntik penggunaan narkoba diduga menjadi penyebab utama merebaknya virus tersebut. Pecandu narkoba jadi mesti nambah istri?" jelas Iwan, Kamis (1/9/2022).
Iwan menambahkan, seharusnya pencegahan HIV/AIDS ini bisa dicegah dari paling bawah yaitu lingkungan keluarga.
Sebenarnya, saat dirinya menjabat Pjs Gubernur Jabar 2018 diketahui ada program Pemerintah Jawa Barat dalam Perda Nomor 9 Tahun 2013 tentang Ketahanan Keluarga.
"Di sini perlu digarisbawahi bahwa keluarga tak hanya harus mendidik anak dalam masalah yang berkaitan dengan ilmu yang dipelajari di sekolah saja. Namun juga terkait hal lain yang tak kalah penting, semisal pendidikan berkarakter dan ilmu agama," tambah Iwan.
Menurutnya, jika anak telah paham tentang ilmu adab dan ilmu agama, maka untuk mendekati hal yang membahayakan dirinya, seperti seks bebas atau narkoba yang jadi cikal bakal HIV/AIDS bisa dicegah atas dasar nilai-nilai iman dan adab yang diajarkan.
"Perlindungan anak secara intensif pun lanjut Iwan harus dilakukan sejak dini. Kasus HIV/AIDS juga bisa terjadi akibat hubungan sesama jenis dari para anak yang sebelumnya pernah menjadi korban asusila," ujar dia.
Iwan menyebut berdasarkan data mereka yang sempat jadi korban sodomi anak, saat besar tidak sedikit menjadi pelaku juga. Sehingga perlu perhatian khusus dari dinas terkait guna mencegah penyakit menular lewat hubungan badan.
"Di Jawa Barat kita kenal ada DP3AKB dan P2TP2A yang menangani masalah ini. Kinerja dinas dan lembaga ini harus kita acungi jempol, namun juga harus kita bantu dukung pula dalam membantu proses pendampingan para korban asusila," ujar dia.
Sedangkan para korban yang sudah terkena HIV, tambah dia, untuk tahap awal memang ada metode untuk menekan penyebarannya, yaitu melalui penggunaan obat Antiretroviral (ARV).
ARV ini bisa didapat dengan mudah di Puskesmas dan gratis.
"Saya juga berterima kasih kepada Kementrian Kesehatan yang menyediakan obat ini secara gratis. Hanya saja jika tidak rutin meminumnya maka dikhawatirkan virusnya menyebar dan sulit dikendalikan," ungkapnya.
Metode Penyembuhan HIV di Ponpes Tasikmalaya
Dengan program itu, risikonya penderita harus mengonsumsi obat impor dengan biaya puluhan juta per bulannya.
Namun, sebagai seorang Nahdliyin, Iwan juga mengaku metode pendukung pencegahan penyebaran pada tubuh penderita HIV ini bisa juga dengan cara yang ada di Pesantren Abah Anom di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Melalui metode Thariqah Qodiriah Naqsabandiyah (TQN) para penderita HIV bisa memiliki harapan hidup lebih lama.
Jadi selain mendapat harapan hidup lebih, mereka juga dipastikan mendapatkan pendidikan agama yang baik.
"Ini pun berlaku bagi pecandu narkoba yang susah berhenti. Apalagi jarum suntik narkoba adalah salah satu cara penyebaran tercepat virus HIV ini. Salahsatunya ada pusat penyembuhan narkoba dan penyakit itu di Pontren besar Suryalaya Abah Anom Tasikmalaya," pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyebut solusi menekan terus meningkatnya angka penyebaran penyakit HIV atau AIDS adalah menikah dan berpoligami.
Hal itu menanggapi fakta di Bandung sesuai Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) membeberkan fakta dari 5.943 kasus positif HIV di Bandung selama periode 1991-2021 terdapat 11 persennya adalah Ibu Rumah Tangga (IRT).
"Daripada terkena penyakit itu, menurut saya solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah," jelas Uu, Selasa (30/8/2022).
Editor : Asep Juhariyono