TASIKMALAYA, iNews.id – Sebagian besar atau hampir 75 persen dari 87 hektar lahan sawah hasil cetak baru pada tahun 2016 silam di Desa Padawaras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, kini kondisinya terbengkalai dan hanya ditumbuhi ilalang.
Padahal, pencetakan lahan sawah baru yang dikerjakan bersama dengan TNI tersebut diharapkan mampu mendorong produktivitas beras untuk menuju swasembada pangan.
Kepala Desa Padwaras Yayan Siswadi menyebutkan, tidak berjalannya produktivitas pada lahan sawah baru itu diakibatkan dengan tidak adanya aliran air yang mencukupi.
Dimana Bendungan Padawaras yang menjadi andalan, kenyataannya tidak mampu mengairi lahan sawah yang berada di pebukitan tersebut.
“Kendalanya debit air, kalau dijadikan lahan tadah hujan juga tidak memungkinkan. Makanya, kondisinya kini malah ditumbuhi ilalang. Tidak produktif,” terang Yayan, Rabu (10/11/2021).
Pencetakan lahan sawah baru pada 2016 silam dilaksanakan atas MoU Kementerian Pertanian dengan TNI yang kemudian dilaksanakan di Desa Padawaras dan Kertasari seluas 87 hektar, kemudian di Desa Darawati dan Bantarkalong seluas 100 hektar.
“Sempat ada wacana dari dulu yang belum juga terlaksana adalah menggabungkan sodetan Cijalu dan Cilangla untuk solusi pengairan, namun sampai saat ini belum juga terealisasi,” kata Yayan.
Padahal, sebagai keberlanjutkan dari pencetakan sawah baru disana. Program baru kemudian kini tengah bergulir, yakni program pengembangan system pertanian terpadu didaerah dataran tinggi yang disebut UPLAND dengan suntikan dana hingga Rp27,5 miliar dari Islamic Development Bank (IsDB).
Dimana proyek pembangunan dan pengembangannya ditargetkan bisa tuntas hingga tahun 2024 mendatang.
Pembangunan yang dipersiapkan pada program tersebut adalah diantaranya infrastruktur yang mendukung pertanian seperti saluran irigasi, jalan usaha tani, embung, jemur, dam parit, unit pengolahan pupuk organic, sarana kendaraan perkelompok, desa, dan gapoktan, hingga dibentuknya Badan Usaha Milik Petani (BUMP).
Nantinya di 4 Desa pencetakan lahan sawah baru bisa mencapai 500 hektar luasnya.
“Upland ini kalau dilihat secara teori merupakan terobosan yang sangat luar biasa, swasembada pangan yakin bisa tercapai karena 14 kabupaten mendapatkan program ini.
Produktivitas beras organic untuk menutupi kebutuhan dalam negeri dan ekspor saya yakin bisa terbantu terpenuhi, namun sekali lagi infrastruktur pendukung terutama berkenaan dengan debit airnya harus terpenuhi dengan baik,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono