Puncak acara ditandai dengan ritual sembahyang besar yang diikuti oleh umat Khonghucu dan simpatisan kelenteng. Dalam ritual ini, mereka memanjatkan doa syukur atas 15 hari perjalanan memasuki tahun baru.
“Tujuan utama perayaan ini adalah bersyukur kepada Tuhan. Harapannya, tahun ini menjadi tahun yang penuh berkah bagi kita semua, bangsa Indonesia pada umumnya, dan khususnya warga Ciamis agar tetap aman, nyaman, damai, dan makmur,” tambah Widi.
Mengenai kirab budaya, Widi menjelaskan bahwa tahun ini pihaknya sempat mempertimbangkan untuk mengadakan kirab yang lebih luas, termasuk menuju pendopo, sebagai bentuk syukuran.
Namun, rencana tersebut urung dilakukan karena bupati terpilih belum dilantik.
“Mudah-mudahan tahun depan kita bisa kembali melakukan kirab seperti dulu, berkeliling sepanjang jalan dan ke pendopo untuk bersyukur bersama,” harapnya.
Perayaan Cap Go Meh di Ciamis setiap tahunnya menjadi simbol kebersamaan dan keberagaman. Dengan antusiasme tinggi dari masyarakat, tradisi ini diharapkan terus lestari dan semakin meriah di tahun-tahun mendatang.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait