Pada Gebyar Muharram tahun ini, ada 126 anak yang akan mengikuti sunatan massal. Mereka berasal dari berbagai daerah di Ciamis, Sodonghilir, dan Cilacap.
"Warga Sukamulya yang menikah dengan orang Cilacap atau Tasikmalaya, pulang kampung membawa anaknya untuk ikut sunatan massal. Selama 37 tahun Gebyar Muharram digelar di Desa Sukamulya, tahun ini jumlah peserta sunatan massal paling banyak, yakni 126 anak. Tahun lalu baru 100 orang, itupun 4 orang batal karena tidak hadir," ungkapnya.
Selain sunatan massal, pengobatan gratis juga dilaksanakan bersama aksi sosial donor darah yang bekerjasama dengan PMI Ciamis. Malam harinya, Minggu (14/7/2024), Gebyar Muharram ditutup dengan acara hiburan.
"Kegiatan Gebyar Muharram ini sudah berlangsung setiap tahun, tradisi di Desa Sukamulya sejak 37 tahun lalu. Saya masih ingat kegiatan pertama kali Gebyar Muharram di Sukamulya waktu saya masih kelas VI SD, yang ikut sunatan waktu itu hanya 3 orang. Tapi tahun ini alhamdulillah, pesertanya 126 anak," ujar Abun.
Kegiatan tahunan Gebyar Muharram di Desa Sukamulya ini dibiayai secara swadaya murni oleh warga. Sejak tahun 2011, Replika dipercaya sebagai penyelenggara, melibatkan anak-anak muda dan remaja.
"Dari 76 pengusaha asal Sukamulya yang menyebar di berbagai kota di Pulau Jawa, terkumpul donasi sebesar Rp 250 juta. Selain itu juga ada yang menyumbang kambing, sapi, sayur mayur bahkan beras. Semua diolah dan dimasak oleh warga untuk disajikan pada kegiatan Gebyar Muharram," jelasnya.
Bagi perantau asal Desa Sukamulya, menurut Kades Sukamulya, Yana, ada dua momen untuk pulang kampung bersama-sama, yaitu saat lebaran dan Gebyar Muharram.
"Kalau saat lebaran, yang pulang kampung 100 persen. Kalau pada kegiatan Gebyar Muharram sekitar 90 persen perantau pulang. Dua momen tersebut menjadi momen silaturahmi warga Desa Sukamulya, baik yang merantau maupun yang tinggal di kampung," ujar Kades Sukamulya, Yana.
Dari ratusan warga Desa Sukamulya yang merantau, sekitar 100 orang menjadi pengusaha di bidang baja ringan, sementara lainnya menjadi pedagang, pemilik toko, dan warung.
"Alhamdulillah di desa ini nyaris tidak ada pemuda yang menganggur," ucapnya.
Ada dua komunitas yang membuat pembangunan di Desa Sukamulya berkembang pesat, yakni Replika yang bergerak di bidang sosial dan SDM, serta Komunitas Gaspool yang membuat Desa Sukamulya semakin kinclong, indah, tertib, dan bersih.
"Tiap Jumat, warga terutama ibu-ibu melakukan kegiatan Jumat Bersih. Jalan-jalan selalu terjaga bersih dan indah," pungkas Yana.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait