"Tentu ini bertolak belakang dengan sikap yang harus ditanamkan oleh para Mojang Jajaka, di mana mereka juga harus bisa menjadi agen perubahan yang menghormati nilai-nilai luhur dan norma," katanya.
"Apalagi melihat dari tema pasanggiri kali ini yang sangat filosofis, yaitu Sétra Perçéka. Sayangnya, para pengurus paguyuban Mojang Jajaka tidak merefleksikan arti dari tema pasanggiri tersebut. Mojang Jajaka harus membentuk generasi yang kreatif dan tidak lupa sejarah," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
