Ia menjelaskan, bahwa dirinya dan rekan sesama peternak kambing telah meminta bantuan petugas, tetapi responsnya terlambat.
“Saat kejadian pertama hari Sabtu (11/5/2024), kami sudah meminta bantuan petugas. Namun, mereka baru datang Minggu (12/5/2024) pagi pukul 08.00 WIB. Tiga ekor kambing sudah mati,” keluh Sarno.
Khawatir penyakit mematikan ini akan menyebar lebih luas, terutama menjelang Idul Adha, Sarno bersama beberapa peternak lainnya berencana mendatangi Dinas Peternakan dan Perikanan di Ciamis untuk mencari solusi.
“Kami akan ke Dinas Peternakan secepatnya. Mudah-mudahan ada solusi,” tambahnya.
Karena khawatir dengan ancaman penyakit ini, Sarno terpaksa menjual empat ekor kambingnya. “Saat ini, di kandang tinggal 10 ekor lagi. Empat ekor sudah dijual, sudah dibawa bandar. Tiga ekor terlanjur mati,” ungkap Sarno.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait