Dari 186 kasus kebakaran, beberapa objek lain yang terbakar meliputi bangunan pabrik sebanyak 8 bangunan, kendaraan roda 4 sebanyak 3 unit, rentangan kabel sebanyak 4 buah, kantor desa satu bangunan, sekretariat PKBM satu bangunan, regulator gas LPG satu buah, toko, kios atau warung sebanyak 5 bangunan.
Selain itu, ada lampu PJU atau mercuri sebanyak 3 buah, kandang ayam sebanyak 7 bangunan, gudang sebanyak 4 bangunan, pakaian, kompor, tempat pembuangan sampah, penggergajian kayu atau limbah, pabrik pengolahan sabut kelapa, pabrik tahu, dan tempat pengepul rongsok.
Iyus menyebut, asal usul kebakaran beragam, termasuk korseleting listrik, pembakaran sampah atau sekam, tungku api yang lupa dimatikan, puntung rokok, kebocoran selang regulator, penggarangan kopra, lilin atau korek gas, percikan api, gesekan kabel, lantera minyak tanah atau cempor, sambaran petir, ledakan HP, kelalaian manusia, oven penghangat kandang ayam atau semawar, dan lainnya.
Ia menambahkan, kecamatan yang paling banyak terdampak kebakaran adalah Ciamis 30 kasus, Banjarsari 19 kasus, Pamarican 17 kasus, Kawali 16 kasus, Banjaranyar 14 kasus, dan Rancah 13 kasus.
Iyus mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap ancaman bahaya kebakaran meski sudah memasuki musim hujan. "Perhatian terhadap kelalaian seperti membuang puntung rokok sembarangan dan pembakaran sampah dapat membantu mencegah kebakaran di masa mendatang," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait