TASIKMALAYA, iNews.id - Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Uus Supangat mengatakan, di awal 2022 ini kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami kenaikan yang signifikan. Hingga 25 Januari 2022 tercatat sebanyak 221 kasus warga Kota Tasikmalaya terserang DBD.
Dua hari sebelumnya, kasus DBD di Kota Santri ini berjumlah sebanyak 209 kasus. Adanya lonjakan kasus tersebut, dikatakan Uus, ada penambahan yang signifikan dari suatu lembaga pendidikan di Kota Tasikmalaya.
Menurutnya, DBD merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Artinya masyarakat harus betul-betul sadar dan memperhatikan kondisi lingkungannya masing-masing.
"Betul memang ada lonjakan di bulan Januari apabila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun yang lalu. Ini kan perlu kewaspadaan semua. Kalau DBD ini kan terkait penyakit yang berbasis lingkungan. ini yang harus kita sadari bersama bahwa satu-satunya itu harus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan," ujar Uus, Rabu (26/1/2022).
"Edukasi sudah kita berikan, abate sudah kita distribusikan. Tinggal nanti masyarakat berperan aktif di dalam pemberantasan sarang nyamuknya (PSN)," sambung dia.
Uus menyebut, penambahan kasus DBD saat ini paling banyak di wilayah Kecamatan Mangkubumi. Di mana kasus secara mendadak membludak yang berasal dari salah satu lembaga pendidikan.
Ia menuturkan, pihaknya sudah menjalin kerjasama dengan rumah sakit dan puskesmas jejaring kerja untuk melakukan pencatatan pelaporan terkait kasus DBD supaya tidak ada yang terlewatkan, sehingga dalam melakukan intervensinya cepat, serta penanggulangan dan pencegahan penyebarannya juga cepat.
"Penambahan ini memang didapat dari salah satu pesantren yang memang kita tahu kan pesantren itu ada yang menginap di sana. Penambahannya itu kurang lebih 30 kasus, sehingga lonjakan kasusnya cepat," ucapnya.
Mengantisipasi sebaran DBD meluas, dinas kesehatan pun langsung turun ke lapangan untuk melakukan survei epidemiologi di lingkung pesantren dan sekitarnya.
"Kmarin kita sudah bertemu juga dengan pihak pesantren. Mereka melakukan bersih-bersih dan kita juga turun ke lapangan. Memang ditemukan adanya jentik nyamuk DBD, tapi kemarin sudah dibersihkan semuanya. Hari ini kita juga akan memastikan kondisi lingkungan di sekitar pesantren," kata Uus.
Ia menambahkan, sampai hari ini kasus meninggal akibat DBD masih berjumlah 4 orang. Sedangkan kasus sembuh sebanyak 186 orang.
"Mudah-mudahan tidak ada yang meninggal lagi karena DBD ya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait