Pihak keluarga juga menanggapi komentar marah para pengguna media sosial, mengatakan bahwa mereka sendiri yang mengizinkannya untuk dipilih.
"Untuk mengabadikan dia dan kepercayaan mereka padanya, keengganan mereka untuk memilih dengan sia-sia," kata pihak keluarga, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Jumat (15/10/2021).
Keluarga bersikeras meskipun beberapa pemilih tidak tahu tentang kematiannya, dia terpilih karena dia memiliki karier yang berharga di bidang pekerjaan dan jalur kerja sama di bidang kemanusiaan dan mendukung kaum muda.
Mereka membenarkan pencalonan Iskandar yang berkelanjutan dengan merujuk padanya "dampak besar pada kaum muda", terutama karena fakta bahwa dia tidak memiliki propaganda pemilu atau gambar yang tergantung di jalan atau iklan di Facebook.
Dalam pemilu Irak yang diadakan pada hari Minggu lalu yang memiliki rekor partisipasi pemilih rendah sebesar 41 persen. partainya ulama Syiah Irak Muqtada Al-Sadr memimpin perolehan suara dan memenangkan sebagian besar kursi parlemen.
Kemenangan kubu Al-Sadr diikuti oleh blok Taqaddoum dari kubu Ketua Parlemen saat ini Mohamed Al-Halbousi di tempat kedua, dan blok State of Law [Negara Hukum] yang dipimpin oleh mantan perdana menteri Nouri al-Maliki di tempat ketiga.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait