get app
inews
Aa Read Next : Distan Kota Banjar Ungkap Rendahnya Penyaluran Pupuk Subsidi dan Kendalanya

Petani Porang di Pangandaran Menjamur, Usaha Ini Dianggap Menjanjikan

Jum'at, 01 Oktober 2021 | 16:32 WIB
header img
Walik Bupati Pangandaran Ujang Endin menanam bibit tanaman Porang (Foto: iNews.id/Irfan Ramdiansyah)

PANGANDARAN, iNews.id – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional, yang jatuh pada bulan September, para petani di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, membuka lahan untuk budidaya tanaman Porang, Jumat (1/10/2021).

Budidaya tanaman Porang ini diminati oleh para petani, karena dianggap cukup menjanjikan, dan memiliki potensi keuntungan serta kemudahan dalam proses penanamannya. 

Selain itu jenis tanaman ini juga mudah hidup di tanah yang kurang produktif. Dan hal ini menjadi daya pikat bagi para petani di kabupaten Pangandaran. 

Bahkan dalam perawatannya, petani tidak harus rutin melakukan penyiraman, karena kebutuhan air tanaman Porang ini hanya mengandalkan air hujan. 

Sementara itu dalam penanamannya, dalam satu hektare lahan bisa menghasilkan kurang lebih 15 hingga 20 ton, dalam rentang waktu tanam selama delapan bulan.

Penanaman Porang sendiri dilakukan di lahan sawah dan kebun seluas 50 hektar, oleh Kelompok Tani Semut Selatan Perkasa (SSP) Agri Culture yang berada di Desa Selasari, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

Porang adalah merupakan tanaman jenis umbi-umbian, dengan nama latin Amorphophallus Muelleri, yang bisa diolah menjadi tepung.

Tanaman Porang saat ini menjadi primadona baru di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Pangandaran.

Menurut salah seorang anggota kelompok tani, Rahmat Nasihin, dirinya memilih menjadi anggota kelompok tani dan ikut menanam Porang karena merasa terbantu dengan kemudahan permodalan, terlebih ada investor. 

“Permodalan sangat mudah, karna dibantu oleh investor. Terlebih dimusim pandemi seperti saat ini sangat membantu sekali,” ujar Nasihin.

Ia menambahkan, dirinya memilih menanam Porang karena potensinya bagus, untuk ekspor juga peluangnya besar, serta pemasarannya juga mudah. Saat ini harga Porang antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilo gramnnya,” jelasnya. 

Wakil Bupati Pangandaran, Ujang Endin mengatakan, budidaya tanaman Porang yang dilakukan oleh para petani dan kaum milenial ini perlu diapresiasi, karena masih ada anak muda yang mau bergelut dalam bidang pertanian, dan di percaya oleh investor. 

“Dalam usaha, yang utama adalah modal, serta pemasaran yang bagus,” ujar Wakil Bupati Pangandaran.

Ujang menambahkan, budidaya tanaman Porang ini juga bisa membantu penyerapan tenaga kerja, sehingga pihak pemerintah akan mendorong para petani lainnya yang memiliki potensi untuk ikut menanamnya.

“Saya berharap para petani kedepannya bisa mengolah sendiri tanaman Porang bukan hanya menjual bahan mentahnya. Minimalnya bisa diolah sendiri menjadi keripik, sehingga bisa menambah nilai ekonomi bagi para petani,” jelasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut