get app
inews
Aa Read Next : Kakorlantas: Volume Kendaraan saat Mudik Lebaran 2023 Diperkirakan Meningkat

Kabupaten Tasikmalaya Jadi Level 3 PPKM, Dinkes: Lemah Tracing Kontak Erat…

Selasa, 07 September 2021 | 17:16 WIB
header img
Kasus harian positif covid-19 memecahkan rekor tertinggi hari ini, Selasa (6/7/2021) dengan penambahan 31.189 orang. (Foto: iNews/Kristadi)

TASIKMALAYA, iNews.id – Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, naik status jadi level 3 saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) lanjutan. Sebelumnya, daerah ini sudah menerapkan level 2 beberapa kali perpanjangan PPKM Jawa-Bali.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi, membenarkan wilayahnya naik level saat lanjutan penerapan PPKM yang diumumkan oleh Pemerintah Pusat pada Senin (6/9/2021) kemarin.

Pihaknya mengaku kenaikan level ini akibat lemahnya proses tracing kontak erat oleh para tenaga medis.

Hal itu disebabkan tiap tenaga kesehatan (Nakes) tiap Puskesmas di wilayahnya saat ini disibukkan pelaksanaan percepatan vaksinasi.

“Kalau sesuai analisa Dinas Kesehatan, kenaikan level di wilayah ini akibat lemahnya tracing kontak erat selama ini. Kita, biasanya tracing kontak erat Cuma kepada 5 sampai 6 orang tiap satu orang terkonfirmasi. Seharusnya 12 orang kontak erat pada satu orang positif,” jelas Atang kepada wartawan, Selasa (7/9/2021).

Atang menambahkan, sampai saat ini capain vaksin di wilayahnya masih rendah dengan total 18,51 persen dari jumlah sasaran.

Sehingga pihaknya selama ini terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi bekerjasama dengan TNI-Polri daerah setempat dan berbagai instansi lainnya.

“Sekarang kan, kita sibuk vaksin para tenaga kesehatannya. Jadi mungkin karena proses tracing lambat menjadikan level naik,” tambah Atang.

Meski demikian, Atang mengklaim penyebaran Covid-19 di wilayahnya tak meningkat drastis selama beberapa pecan terakhir.

Namun, ada beberapa peningkatan jumlah pasien aktif di beberapa Puskesmas dan rumah sakit tapi jumlahnya tak begitu banyak.

“Mungkin kita perlu penambahan relawan tenaga kesehatan supaya tak seperti ini terus kondisinya. Tapi, itu juga melihat jumlah anggaran pemerintah yang tersedia,” pungkasnya. 
  
 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut