Anak Korban Pelecehan Seksual Oknum RT di Tasikmalaya Trauma, Polisi Terus Dalami Barang Bukti

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Penanganan kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan seorang oknum Ketua RT berinisial RS di wilayah Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, terus berlanjut. Meski proses penyelidikan sedang berjalan, kondisi psikologis korban masih menjadi perhatian utama.
Menurut Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Tasikmalaya, Ipda Endang Kusmiran, kedua korban yang masih anak-anak hingga kini masih mengalami trauma mendalam. Rasa takut terhadap pelaku membuat mereka sulit menceritakan kronologi kejadian secara utuh.
"Anak-anak ini masih sulit untuk diajak bicara secara terbuka, apalagi tanpa kehadiran ahli seperti psikolog. Ada rasa takut dan tekanan batin yang masih mereka rasakan, terutama jika mengingat pelaku," ungkap Endang saat dihubungi, Jumat (27/6/2025).
Salah satu korban telah menjalani pemeriksaan visum karena ditemukan indikasi kontak fisik yang cukup signifikan dengan pelaku. Proses tersebut dilakukan sebagai bagian dari rangkaian pengumpulan alat bukti oleh kepolisian.
"Kami sudah melakukan visum dan sedang menindaklanjuti dengan permintaan surat dari Dinas Sosial Kota. Selain itu, kami juga mengirimkan laporan ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) untuk mendapatkan pendampingan lebih lanjut," tambahnya.
Endang menyebut bahwa kondisi mental korban saat ini masih belum stabil. Meski tak menunjukkan gejala trauma berat secara kasat mata, korban juga belum bisa dibilang pulih secara emosional.
"Anaknya tidak terlalu murung, tapi juga tidak terlihat ceria. Saat hadir bersama orang tua, mereka tampak biasa saja. Namun untuk menilai lebih dalam, itu kewenangan psikolog dan tenaga profesional," ujarnya.
Lebih lanjut, korban yang telah diajak komunikasi oleh pihak kepolisian mulai menunjukkan keterbukaan, meski masih enggan jika harus dihadapkan langsung dengan pelaku.
"Anak mulai terbuka saat diajak berbicara, tapi jelas ada rasa takut jika harus bertemu pelaku. Untungnya, saat berinteraksi dengan pria lain atau petugas, mereka tetap bisa berkomunikasi," beber Endang.
Penyelidikan terhadap kasus ini masih berjalan. Dari tiga korban yang sebelumnya dilaporkan, dua di antaranya telah memberikan keterangan yang dinilai konsisten dengan hasil penyelidikan awal.
"Proses penyelidikan masih terus dilakukan. Saat ini kami fokus menguatkan alat bukti, terutama untuk korban ketiga yang masih dalam tahap pendalaman. Penanganan khusus tetap kami lakukan, apalagi ini menyangkut anak di bawah umur," tegasnya.
Endang memastikan bahwa proses hukum akan berjalan sesuai prosedur dengan tetap mengedepankan perlindungan dan pemulihan psikologis bagi korban.
Editor : Asep Juhariyono