13 Ribu Anak Usia Sekolah di Ciamis Tak Bersekolah, Disdik Lakukan Pendataan dan Intervensi

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Di balik geliat dunia pendidikan Kabupaten Ciamis yang terus berbenah, masih tersimpan tantangan besar: sebanyak 13.000 anak usia sekolah tercatat tidak mengenyam pendidikan formal.
Angka tersebut muncul menjelang akhir tahun ajaran 2024/2025 dan mencakup anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) yang tersebar di 265 desa dan kelurahan di 27 kecamatan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Dr. Erwan Dermawan, SSTP, M.Si, menjelaskan bahwa pihaknya telah memiliki data lengkap by name by address terhadap Anak Tidak Sekolah (ATS) tersebut berkat kolaborasi dengan para operator desa.
“Data ini hasil kerja keras tim desa. Jadi, 13.000 anak yang tidak bersekolah sudah teridentifikasi secara lengkap—siapa mereka, di mana tinggalnya, dan apa yang menjadi penyebab mereka berhenti atau tidak pernah sekolah sama sekali,” ujar Erwan usai mendampingi Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya, dalam kunjungan ke Expo Pendidikan 2025, Kamis (19/6/2025).
Ragam Penyebab: Dari Putus Sekolah hingga Menikah Dini
Erwan memaparkan bahwa penyebab anak-anak ini tidak bersekolah sangat bervariasi. Mulai dari putus sekolah (drop out) karena faktor ekonomi, dikeluarkan dari sekolah karena pelanggaran, hingga kasus pernikahan usia dini.
Ada pula anak-anak yang setelah lulus SD atau SMP memilih tidak melanjutkan pendidikan karena alasan biaya, ingin bekerja, atau faktor lingkungan. Lebih miris lagi, ditemukan sejumlah anak yang sama sekali belum pernah masuk sekolah, bahkan sejak usia SD.
Langkah Pemkab: Verifikasi Lapangan dan Pendidikan Kesetaraan
Menjelang tahun ajaran baru 2025/2026, Dinas Pendidikan Ciamis bekerja sama dengan beberapa dinas terkait seperti DPMD, Dinas KB dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak, serta Dinas Sosial untuk melakukan verifikasi langsung ke lapangan.
Langkah berikutnya, Pemkab akan menyalurkan anak-anak tersebut ke 37 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang tersebar di berbagai wilayah Ciamis. Di sana, mereka bisa mengikuti program pendidikan kesetaraan:
Tak hanya untuk anak-anak, Disdik Ciamis juga membuka peluang bagi masyarakat dewasa berusia di atas 25 tahun yang belum menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah untuk ikut pendidikan kesetaraan secara gratis melalui pembiayaan negara.
“Ini adalah upaya kami untuk membuka jalan kedua bagi warga Ciamis agar bisa meraih ijazah pendidikan formal. Harapannya tentu berdampak positif terhadap peningkatan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) di daerah,” ujar Erwan.
Tantangan Masa Depan
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa masih ada pekerjaan rumah besar dalam dunia pendidikan daerah. Meningkatkan akses pendidikan bukan hanya soal membangun sekolah, tetapi juga mengatasi akar masalah sosial dan ekonomi yang menyebabkan anak-anak berhenti atau tidak pernah bersekolah.
Disdik Ciamis berharap, dengan intervensi ini, tidak hanya angka statistik yang berubah, tetapi juga masa depan generasi muda Tatar Galuh yang lebih cerah dan berdaya saing.
Editor : Asep Juhariyono