get app
inews
Aa Text
Read Next : Viman-Diky Dihujani Kritik Mahasiswa PMII dan HMI Soal Kinerja 100 Hari Pemerintahan

PMII Kota Tasikmalaya Soroti Kinerja Viman-Diky Jelang 100 Hari Kerja, Tuntut Transparansi

Selasa, 13 Mei 2025 | 12:38 WIB
header img
Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya Ardiana Nugraha. Foto: Istimewa

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Menjelang evaluasi 100 hari kerja kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Viman Alfarizi Ramadhan dan Diky Chandra, gelombang kritik mulai mencuat dari kalangan mahasiswa. Kali ini, suara keras datang dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Tasikmalaya.

Ketua PC PMII Kota Tasikmalaya, Ardiana Nugraha, dalam pernyataan resminya pada Selasa (13/5/2025), menyatakan bahwa pihaknya meragukan kemampuan Viman-Diky dalam menata perubahan dan mewujudkan keadilan sosial di kota santri tersebut.

"Sudah hampir 100 hari menjabat, tapi kami belum melihat langkah konkret untuk menjawab persoalan-persoalan mendasar di Tasikmalaya. Justru terkesan banyak masalah yang diabaikan atau dinormalisasi," ujar Ardiana.

Tuding Banyak Masalah Tidak Ditangani Serius

PMII menyoroti beberapa isu krusial yang hingga kini dinilai belum ditangani secara serius oleh pasangan pemimpin daerah tersebut. Di antaranya adalah kekosongan posisi kepala di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD), sulitnya akses terhadap lapangan kerja, menjamurnya terminal liar akibat aktivitas pool bus, serta lemahnya pengawasan terhadap pelanggaran tata ruang kota.

"Masalah-masalah ini seharusnya menjadi prioritas utama, tapi nyatanya belum ada solusi konkret. Apakah Wali Kota punya keberanian untuk mengambil tindakan tegas atau hanya akan jadi bagian dari kebiasaan lama?" kata Ardiana..

Tegaskan Wali Kota Harus Mengurus Kepentingan Rakyat, Bukan Segelintir Pemodal

Lebih lanjut, Ardiana mengingatkan bahwa tugas seorang wali kota adalah mengurusi kepentingan hidup lebih dari 740 ribu warga, bukan menjadi pelayan kepentingan bisnis segelintir orang bermodal besar.

"Kalau hanya ingin mengurus urusan bisnis segelintir elite, lebih baik mundur saja dari jabatan. Seorang pemimpin harus adil dan berpihak pada masyarakat banyak, bukan melanggengkan kepentingan kelompok tertentu," ungkapnya.

Desak Transparansi Soal Rumah Dinas Wakil Wali Kota

Meski Ardiana mengapresiasi sikap Wali Kota dan Wakilnya yang menolak anggaran mobil dinas sebagai bentuk kepedulian terhadap anggaran daerah, ia tetap mengingatkan publik agar tetap kritis.

"Di balik pencitraan populis itu, kami juga mendapat informasi bahwa Wakil Wali Kota justru menempati rumah dinas yang dibiayai dari APBD, yang kabarnya berlokasi di Mayasari Town House. Ini patut dipertanyakan," tuturnya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya meminta aparat penegak hukum untuk menyelidiki dugaan adanya kepentingan tersembunyi atau potensi penyalahgunaan anggaran.

"Kenapa harus di kawasan elite seperti Mayasari Town House? Apakah ada skenario pengembalian modal pasca Pilkada atau bahkan permainan dengan pejabat keuangan daerah? Ini tidak bisa dibiarkan," tegas Ardiana.

Ultimatum Jika Tidak Ada Perubahan

Menutup pernyataannya, Ardiana menyatakan bahwa PMII akan terus memantau perkembangan hingga hari ke-100 kerja Viman-Diky. Jika tidak ada hasil konkret dan perubahan yang signifikan, pihaknya siap mengajukan tuntutan lebih tegas.

"Jika 100 hari berlalu tanpa perubahan berarti, kami akan secara resmi meminta Wali Kota dan Wakil Wali Kota untuk mengundurkan diri dari jabatannya demi menjaga marwah demokrasi dan kepentingan rakyat Tasikmalaya," tandasnya.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut