get app
inews
Aa Text
Read Next : Pria di Ciamis Ngamuk dan Bacok Warga, Satu Tewas dan Tiga Luka-Luka

BNAN: Sale Basah Khas Ciamis yang Tahan di Tengah Gempuran Camilan Modern

Kamis, 01 Mei 2025 | 14:13 WIB
header img
BNAN: Sale Basah Khas Ciamis yang Tahan di Tengah Gempuran Camilan Modern. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Febrian Libelvalen

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id - Di tengah derasnya tren camilan kekinian dan makanan instan, satu produk tradisional khas Ciamis terus mencuri perhatian, sale basah pisang. 

Makanan manis legit yang satu ini tetap setia pada akar budaya lokal, terutama berkat ketekunan Iis Holisoh, pendiri usaha BNAN.

Beroperasi sejak 9 Agustus 2014 di Dusun Desakolot, Desa Kertaharja, Kecamatan Cijeungjing, usaha rumahan ini dikenal menjaga proses pembuatan yang masih tradisional. 

Iis hanya menggunakan pisang ambon pilihan matang pohon, tua, dan berkulit mulus—untuk menjaga kualitas rasa dan aroma.

“Tidak ada tambahan pemanis buatan di sini. Kami percaya manis alami dari pisang yang matang sempurna jauh lebih unggul,” jelas Iis, pada Rabu (30/4/2025).

Pisang-pisang tersebut melalui proses fermentasi (peuyeum) selama satu setengah hari, kemudian didiamkan selama dua hari penuh agar aroma khasnya keluar. 

Setelah itu, proses pengupasan dan penjemuran dilakukan secara manual, mengikuti metode warisan turun-temurun. Pisang yang mulai mengering kemudian dipipihkan agar hasil akhirnya lentur dan lembut.

Menurut Iis, hal inilah yang membuat sale BNAN berbeda dari yang lain. “Kami menjaga kemurnian rasa pisang, itu yang membuat pelanggan kami selalu kembali,” ujarnya.

BNAN menggunakan dua jenis pisang, yaitu ambon lumut dan ambon putih, semua diperoleh dari petani lokal sekitar Ciamis. 

Pisang yang tidak lolos standar pun tetap dimanfaatkan, diolah menjadi produk turunan seperti sale kering atau “babangin”.

Produk BNAN sudah merambah hingga ke kota besar seperti Bandung dan beberapa titik rest area. Dengan kemasan 150 gram yang dijual Rp10 ribu untuk reseller, camilan ini terbukti diminati pasar karena rasanya yang khas dan harganya yang terjangkau.

Namun, Iis mengakui ada tantangan besar yang dihadapi: ketergantungan pada cuaca. Proses pengeringan yang mengandalkan sinar matahari membuat produksi tidak stabil di musim hujan. 

Ia pun berharap suatu saat bisa memiliki oven pengering agar produksi lebih konsisten. “Kalau punya oven, waktu lebih efisien dan kualitas bisa lebih merata,” harapnya.

Meski belum hadir di platform online besar, BNAN telah mengantongi legalitas lengkap, mulai dari PIRT, sertifikat halal, hingga hak merek. Bantuan dari pemerintah seperti alat vakum juga sangat membantu menjaga kualitas dan keawetan produk.

Nama BNAN sendiri bukan sembarangan. Singkatan ini diambil dari inisial anggota keluarga yang menjadi tulang punggung usaha: 

“B” untuk Buah karya keluarga, “N” untuk Neng Iis (pendiri), “A” untuk Aun (suami), dan “N” terakhir untuk Neni Fauziah (putri mereka).

“BNAN adalah simbol perjuangan dan kebersamaan keluarga kami,” tutur Iis dengan bangga.

Di tengah apresiasi konsumen, Iis tetap menghadapi kendala dalam urusan pembayaran dari mitra reseller. “Sering kali kami harus menunggu tiga bulan baru dibayar setelah barang laku,” keluhnya.

Salah satu konsumen, Nuraini, menyebut bahwa sale BNAN memiliki cita rasa yang tidak bisa ditemukan di produk lain. “Manisnya alami dan tampilannya unik. Saya langsung jatuh hati,” ucapnya.

Iis berharap, suatu saat produknya bisa tembus pasar nasional bahkan internasional, tanpa mengorbankan keaslian rasa dan metode tradisional yang telah diwariskan.

“Cita-cita saya sederhana: agar sale basah BNAN dikenal luas, tapi tetap menjadi produk khas Ciamis yang orisinal,” pungkasnya.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut