DLH Kota Tasikmalaya Turun Tangan Cari Penyebab Air Hujan Berbusa yang bikin Heboh

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya turun tangan mencari penyebab fenomena buih busa yang terjadi di Kampung Cipicung, Kelurahan Tugujaya saat diguyur hujan, Kamis (27/2/2025) kemarin.
Pada Jumat (28/2/2025) pagi, Tim Pengawas DLH mendatangi Kampung Cipicung, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung dan salah satu pabrik di Jalan SL tobing yang diduga adanya fenomena buih busa yang berasal dari pabrik.
Pengawas Lingkungan Hidup, Apep Arief Rahman mengatakan, bahwa pihaknya menerima aduan dari masyarakat terkait adanya buih busa yang menyebar ke permukiman warga.
"Kami di sana mewancarai beberapa warga yang memang mengakui sesuai fakta yang ada di video yang beredar saat ini. Di sana mereka ada praduga yaitu ke salah pabrik pembuat sabun di Kota Tasikmalaya," kata Apep.
Akan tetapi, pihaknya belum bisa memastikan penyebab fenomena buih busa itu berasal dari mana. "Setelah itu kami datang ke salah satu pabrik untuk memastikan apa yang terjadi di pabrik ini," ucapnya.
Namun, dikatakan dia, pada saat ini pabrik yang ia datangi sedang tidak beroperesi. Sehingga, pihaknya belum bisa menarik kesimpulan secara utuh.
"Nant di hari Senin, kami akan memanggil beberapa teman-teman perushaan untuk melakukan klarifikasi, meminta data keterangan lebih lanjut untuk memastikan apakah pada hari tersebut ada hal-hal yang memang memungkin kan terjadinya pencemeran terhadap masyarakat tersebut," jelasnya.
Ia pun mengaku, telah menerima sampel buih busa yang menyebar hingga ke permukiman warga itu. Akan tetapi, ia tidak bisa memastikan kebenaran sampel tersebut.
"Karena diambilnya pas hari kejadian, baru diserahkan ke lab pada tadi pagi. Kami tidak tau apakah ada pengawetan sampel dan sebagainya, karena takutnya ada perubahan sampel dari malam tadi sampai pagi, maka nya tidak bisa kami beri kesimpulan dari analisis tersebut," paparnya.
Ia menerangkan, bahwa jarak dari pabrik ke lokasi terdampak buih busa tersebut diperikan berjarak 1 kilometer.
"Cuma itu harus kami kaji lagi, di hari itu tuh apakah adanya anginnya kemana, itu perlu pendalaman lebih lanjut. Diklarifikasi itu sabun, karena di teman-teman di masyarakat juga ada yang merasa itu kaya sabun deterjen, dari segi busa dan baunya, itu dari keteran warga yah," tandasnya.
Editor : Asep Juhariyono