Pendidikan Tidak Merata Masih Menjadi Tantangan Besar di Kota Banjar
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2025/02/10/5e466_pendidikan.jpg)
BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Pemerintah Kota Banjar telah berupaya keras untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, namun tantangan besar masih menghantui sektor ini.
Kendati berbagai program telah digagas, masalah ketidakmerataan pendidikan tetap menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dituntaskan.
Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), angka partisipasi sekolah (APS) untuk usia 16-18 tahun pada 2024 hanya mencapai 67,98 persen. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 71,77 persen.
Penurunan APS ini juga terjadi pada kelompok usia 7-18 tahun, yang turut berkontribusi terhadap rendahnya rapor pendidikan di Kota Banjar, Jawa Barat.
Data menunjukkan bahwa APS untuk usia 7-18 tahun pada 2024 hanya sebesar 8,85 persen, turun 2,82 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 11,67 persen. Kondisi ini menjadi alarm serius bagi para pemangku kepentingan.
Sementara itu, persentase pendidikan anak usia dini (PAUD) menjadi sorotan dengan capaian yang paling rendah. Hanya segelintir PAUD di Kota Banjar yang telah terakreditasi minimal B, menandakan bahwa kualitas layanan pendidikan di sektor ini masih jauh dari optimal.
Neni Susiyani, Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, mengungkapkan bahwa kendala utama dalam akreditasi PAUD adalah rendahnya kualifikasi pendidik PAUD, yang minimal harus berpendidikan S1. "Selain akreditasi, rendahnya literasi membaca di kalangan anak-anak juga menjadi masalah besar," tambahnya.
Menurut data dari Pusat Data dan Statistik Pendidikan (Pusdatin), terdapat 1.800 Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kota Banjar. Jumlah ini memerlukan inventarisasi di setiap desa dan kelurahan untuk memperbaiki catatan pendidikan yang buruk.
Pemerhati Pendidikan, Sidik Firmadi, menekankan pentingnya dukungan anggaran untuk sekolah non formal, termasuk PAUD, agar ketimpangan dengan sekolah formal dapat diminimalisir. “PAUD adalah fondasi pendidikan. Jika fondasinya lemah, sulit membangun generasi berkualitas,” tegasnya.
Rapor Pendidikan 2024 diharapkan menjadi pemicu bagi semua pihak untuk bergotong royong meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Banjar. Kerjasama antara pemerintah daerah, sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan, terutama dalam hal kualitas pembelajaran, akreditasi PAUD, dan angka partisipasi sekolah (APS).
“Rapor Pendidikan ini bisa dijadikan peta jalan untuk membangun pendidikan yang lebih baik di Kota Banjar,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono