BANDUNG, iNewsTasikmalaya.id – Kabupaten Ciamis berhasil meraih penghargaan bergengsi, Anugerah Kawistara 2024, kategori Bahasa, yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat.
Penghargaan ini merupakan apresiasi atas dedikasi Kabupaten Ciamis dalam melestarikan dan membina bahasa serta sastra daerah.
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, kepada Pj Bupati Ciamis, Engkus Sutisna, dalam seremoni di Saung Angklung Udjo, Bandung, Jumat (25/10/2024).
Penghargaan ini mempertegas posisi Kabupaten Ciamis sebagai daerah yang berkomitmen menjaga keberlangsungan bahasa dan budaya lokal.
Pj Bupati Ciamis, Engkus Sutisna, menyatakan rasa syukur atas penghargaan yang diterima, menegaskan bahwa prestasi ini merupakan hasil kerja keras bersama.
"Penghargaan ini adalah pengakuan atas komitmen kami untuk melestarikan budaya daerah, terutama bahasa ibu yang menjadi identitas masyarakat Ciamis," ujar Engkus.
Anugerah Kawistara 2024 adalah inisiatif dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat yang bertujuan mengapresiasi lembaga pemerintah, media, dan individu yang berperan aktif dalam mengembangkan bahasa dan sastra.
Terdapat dua kategori utama dalam penghargaan ini: Kawistara Bahasa untuk pemerintah daerah dan media massa, serta Kawistara Sastra untuk karya sastra berbahasa Indonesia berkualitas.
Selain Kabupaten Ciamis, penghargaan Kawistara Bahasa untuk media penyiaran diberikan kepada TVRI Jawa Barat. Sementara, Kawistara Sastra disabet oleh Sarah Monika lewat kumpulan puisi berjudul Bangkitnya Kemurungan, yang dinilai berkualitas tinggi dalam mengusung tema kebangkitan jiwa.
Melalui penghargaan ini, diharapkan pemerintah daerah di seluruh Jawa Barat dapat lebih aktif dalam menjaga kualitas bahasa Indonesia dan bahasa daerah sebagai identitas nasional yang berharga.
Keberhasilan Kabupaten Ciamis meraih Anugerah Kawistara 2024 menjadi teladan sekaligus bukti konkret kepedulian pemerintah daerah terhadap pelestarian bahasa dan sastra, serta memperkuat budaya lokal sebagai warisan tak ternilai bagi generasi mendatang.
Editor : Asep Juhariyono