get app
inews
Aa Text
Read Next : AKMI Suaka Bahari Cirebon Dorong Transformasi Digitalisasi Desa di Kecamatan Baregbeg Ciamis

Upacara Jamasan di Ciamis, Pelestarian Budaya Kerajaan Galuh

Rabu, 25 September 2024 | 18:57 WIB
header img
Upacara Jamasan di Ciamis, Pelestarian Budaya Kerajaan Galuh. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Febrian Valen

CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Yayasan Kusumadiningrat Ciamis kembali mengadakan upacara tradisional Jamasan sebagai bagian dari usaha melestarikan budaya leluhur Kerajaan Galuh

Acara yang digelar pada Selasa (24/9/2024) ini bertempat di Situs Budaya Jambansari, Tatar Galuh, Ciamis.

Tradisi ini diadakan setiap tahun pada bulan Maulud untuk membersihkan berbagai benda pusaka kerajaan.

Upacara Jamasan melibatkan delapan pusaka inti Kerajaan Galuh, seperti Keris Betok, tombak, dan pedang, yang biasanya disimpan di Museum Galuh Pakuan (Pendopo Selagangga). 

Benda-benda pusaka tersebut diarak menuju Situs Jambansari untuk menjalani ritual pembersihan menggunakan air dari delapan mata air keramat. 

Mata air ini berasal dari berbagai tempat sakral seperti Salawe, Pulau Majeti, Panjalu, Gunung Padang, Karang Kamulyan, Putrapingan, Imbanagara, dan Jambansari.

Prosesi dimulai dengan doa bersama di makam Raden Adipati Aria Kusumadiningrat, Bupati Ciamis ke-16 yang menjabat pada 1839-1886. 

Setelah itu, upacara dilanjutkan dengan pembersihan benda pusaka. Benda-benda tersebut kemudian dikeringkan, diberi wewangian, dan diasapi dengan dupa sebelum dikembalikan ke tempat penyimpanannya.

Ketua Yayasan Kusumadiningrat, Adi Garjita, menjelaskan bahwa tradisi Jamasan ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi masyarakat Tatar Galuh. 

“Tradisi ini menjadi momentum penting bagi kami untuk merawat dan melestarikan warisan budaya Kerajaan Galuh. Kami berharap generasi muda bisa memahami dan melanjutkan upaya ini,” kata Adi.

Menurut Adi, kegiatan Jamasan sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yang menekankan pentingnya pelestarian warisan budaya. 

Ia menekankan bahwa tradisi ini tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga sebagai investasi budaya yang penting untuk diwariskan kepada generasi mendatang. 

“Kami berharap, sinergi antara pegiat budaya dan pemerintah dapat terus terjalin untuk menjaga kearifan lokal dan menjunjung tinggi budaya Galuh,” tambah Adi.

Apresiasi juga disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga Ciamis, Rd. Ega Anggara Al Kautsar. 

Ia menilai, kegiatan seperti Jamasan memiliki peran penting dalam memperkenalkan sejarah Galuh kepada masyarakat, khususnya generasi muda. 

“Upaya pelestarian ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran sejarah dan budaya di kalangan generasi muda, agar mereka lebih menghargai dan memaknai sejarah daerahnya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa pelestarian budaya seperti ini bertujuan untuk ngamumule atau melestarikan, bukan untuk migusti atau memuja benda-benda pusaka tersebut. Ia berharap, kegiatan ini dapat terus dilanjutkan agar masyarakat Ciamis tetap terhubung dengan sejarah dan budaya leluhurnya.

Kegiatan Jamasan ini turut dihadiri oleh keluarga besar Keraton Galuh, tokoh-tokoh budaya, serta perwakilan dari Forkompinda dan berbagai instansi terkait, termasuk Dinas Pariwisata, Dinas Pendidikan, dan Disbudpora Ciamis. 

Kehadiran mereka menunjukkan dukungan yang kuat terhadap pelestarian tradisi dan budaya lokal.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut