get app
inews
Aa Text
Read Next : FKPAT Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan 3 Pendaki asal Tasikmalaya yang Hilang di Gunung Balease

Aksi Unjuk Rasa Pentas Darurat di Tasikmalaya, Massa Nyalakan Lilin dan Tabur Bunga

Rabu, 28 Agustus 2024 | 07:55 WIB
header img
Aksi Unjuk Rasa Pentas Darurat di Tasikmalaya, Massa Nyalakan Lilin dan Tabur Bunga di Jalan HZ Mustofa. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Kristian

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Koalisi Masyarakat Sipil Tasikmalaya menggelar aksi unjuk rasa yang unik di bawah Tugu Asmaul Husna, Jalan HZ Mustofa, Kecamatan Cihideung, pada Selasa (27/8/2024).

Tidak seperti demonstrasi pada umumnya yang seringkali diwarnai dengan pembakaran ban, aksi yang diadakan di bawah Tugu Asmaul Husna ini berlangsung damai. 

Massa aksi, yang mayoritas berpakaian serba hitam, menyampaikan aspirasi mereka melalui berbagai bentuk pertunjukan seni.

Mengusung tema "Pentas Darurat", para peserta aksi membawa spanduk-spanduk berisi sindiran kepada DPRD dan Presiden RI. Salah satu spanduk bertuliskan "Bebaskan Kawan Kami Sekarang" juga terlihat dalam aksi tersebut.

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi, Ramli, mengatakan bahwa situasi darurat ini merupakan momen pendidikan politik yang paling menyedihkan yang pernah ia saksikan. 

Ia menyoroti isu kepemimpinan yang dianggap otoriter sebagai pemicu kemarahan banyak pihak.

"Saya mencoba mengajak teman-teman seniman dan generasi Z untuk turun ke jalan dan menyuarakan apa yang mereka rasakan melalui seni," kata Ramli.

Ramli menjelaskan bahwa alasan di balik aksi berbasis seni ini adalah keinginan untuk meramu cara baru agar rekan-rekannya dapat mengekspresikan keresahan mereka terhadap situasi di Indonesia.

"Akhirnya, kami menemukan bahwa kita harus melakukan pentas, menyampaikan pesan dengan cara yang lebih populer. Demonstrasi di depan gedung DPRD mungkin sudah dianggap usang bagi teman-teman gen Z," ujarnya.

Ramli menambahkan bahwa aksi ini tidak hanya berfokus pada protes di depan gedung DPRD, tetapi juga melalui musik, puisi, dan monolog sebagai sarana untuk bersuara.

"Ada berbagai pertunjukan dalam aksi ini, termasuk monolog, puisi, serta penampilan band yang membawakan musik hardcore, reggae, dan lainnya," jelasnya.

Di akhir aksi, massa menyalakan lilin dan tabur bunga sebagai simbol matinya demokrasi di Indonesia. Aksi ini ditutup dengan doa yang menggambarkan kehancuran negeri .

 

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut