Ia menambahkan, bahwa resepsi utama akan digelar pada 24 Agustus, seminggu setelah khitanan. Menurut Nida, tujuan utama mereka adalah untuk membuat putranya bahagia dan memberikan kenangan manis yang bertepatan dengan HUT RI.
"Ada arak-arakan tadi pagi. Sekitar jam 6 pagi, kami melakukan khitan di Klinik Al-Ghani di Indihiang. Alhamdulillah, pelayanannya bagus dan anak saya tidak menangis, bahkan hingga sampai di rumah," tambahnya.
Nida menjelaskan bahwa kirab pengantin sunat tersebut hanya dilakukan mengelilingi lingkungan tempat tinggal mereka. Hal ini dilakukan untuk menghindari efek samping dari anestesi setelah khitan, namun tetap memberikan kebahagiaan kepada putranya.
"Arak-arakannya hanya sebentar karena khawatir obat biusnya habis. Yang penting anak senang, karena tujuannya untuk mengalihkan perhatiannya dari rasa sakit. Dan terbukti, setelah arak-arakan, anak saya merasa bahagia," ungkapnya.
Nida dan suaminya berharap bahwa putranya, yang dikhitan pada hari bersejarah ini, tumbuh menjadi anak yang sholeh, baik kepada sesama, berbakti kepada orang tua, serta berguna bagi bangsa, negara, dan agama.
Editor : Asep Juhariyono