CIANJUR, iNews.id – Demi membeli smartphone atau ponsel pintar untuk belajar daring (dalam jaringan), seorang anak laki-laki yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) di Cianjur setiap hari terpaksa berjualan sayuran dan buah-buahan keliling kampung.
Anak laki-laki itu adalah Bayu Ardani (11), siswa SD Negeri Buniayu 1, Warga Desa Cipeuyeum, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur. Dia rela meninggalkan waktu bermainnya bersama teman-teman sebaya demi memiliki smartphone untuk belajar daring.
Berjualan sayuran dan buah-buahan terpaksa Bayu lakukan karena ke dua orang tuanya telah meninggal dunia setahun lalu. Sejak saat itulah dirinya seakan tidak memiliki semangat hidup.
Dilansir dari iNewsJabar.id, anak bungsu dari 5 bersaudara itu setiap hari keliling kampung menawarkan sayuran dan buah-buahan kepada warga. Pekerjaan itu dilakukan Bayu sesusai menyelesaikan pekerjaan membantu membereskan keperluan di rumah seperti mencuri piring, pakaian, dan lainnya.
"Karena ingin memiliki smartphone untuk belajar, saya mengambil keputusan berjualan buah-buahan dan sayuran milik orang lain. Berjualan dilakukan setelah selesai membantu keperluan rumah, seperti mencuci piring, pakaian, dan lainnya," kata Bayu, Jumat (11/2/2022).
Mendengar kisah pilu Bayu Ardani, Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan tersentuh hatinya. Orang nomor satu di Polres Cianjur itu datang ke rumah Bayu untuk memberikan bantuan smartphone agar anak 11 tahun itu bisa belajar daring.
"Alhamdulillah hari ini kami dari Polres Cianjur bersama Bhayangkari hadir di sini berkat informasi dari rekan-rekan media bahwa ada anak yang punya semangat untuk sekolah namun memiliki keterbatasan ekonomi. Sebagai bentuk kepedulian dari Polres Cianjur, kami memberikan bantuan HP agar Bayu bisa sekolah daring," ujar Doni.
Kapolres Cianjur berharap semangat ingin belajar yang dimiliki Bayu bisa ditiru oleh anak-anak lainnya, terlebih anak-anak yang masih memiliki ke 2 orang tua.
“Mudah-mudahan bantuan ini menjadikan tambahan motivasi bagi Bayu untuk lebih semangat dalam belajar daring dampak dari pandemi Covid-19 yang belum juga usai,” kata dia.
Editor : Asep Juhariyono