Setelah berorasi di Kantor KPU, massa demonstrasi menuju Kantor Bawaslu Kota Tasikmalaya di Jalan Letnan Harun, Kelurahan Sukarindik, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Di sana, mereka kembali melakukan orasi dan menyerahkan surat tuntutan langsung kepada Ketua Bawaslu Kota Tasikmalaya, Zaky Pratama Sauri.
Dalam orasinya, massa demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 yang diduga terdapat kecurangan. Nanang Nurjamil, perwakilan dari Gerakan Rakyat Penyelamat Demokrasi, menegaskan, bahwa tuntutan yang disampaikan adalah aspirasi masyarakat yang peduli terhadap demokrasi, bukan mewakili capres atau parpol tertentu.
"Kenapa demikian? di Kota Tasikmalaya ditemukannya kecurangan-kecurangan pemilu, dari tahapan tahapan, sehingga oleh karena itu kami datang ke Bawaslu menuntut agar segera dilakukan audit insvestigasi jangan hanya menunggu laporan tapi Bawaslu juga harus kooperatif turun ke lapangan," kata Nanang.
Nanang menyebut bahwa kecurangan, terutama politik uang, telah merajalela selama pemilu, termasuk di Kota Tasikmalaya. Dia menyerukan Bawaslu untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap dugaan kecurangan ini.
Selain politik uang, Nanang juga menyoroti intimidasi terhadap pemilih yang dilakukan oleh oknum ASN dan aparatur pemerintah setempat. Dia menegaskan bahwa pihaknya akan menunggu tindakan nyata dari Bawaslu sesuai dengan amanat undang-undang.
"Kedua periksa keterlibatan oknum ASN dan APH yang melakukan intimidasi kalau tidak memilih capres tertentu maka akan dicoret sebagai penerima bansos. Ini adalah kebohongan publik ini adalah pembodohan, jangan manfaatkan warga kami yang terbatas wawasan pengetahuan yang dijerat kemiskinan sehingga dibodohi, dibohongi dengan uang Rp150 untuk 5 tahun," tegasnya.
Editor : Asep Juhariyono