Nenek Atikah mengungkapkan, menekuni usaha makanan ringan selama 30 tahun banyak suka-dukanya. Terutama saat pandemi Covid-19 melanda.
"Usaha Nenek sempat hampir berhenti saat muncul penyakit Covid. Pembeli turun drastis, tapi tetap dilayani meski terkadang dapat capeknya saja," kenangnya.
Produk makanan ringan yang sudah dikemas, dipasarkan ke warung-warung serta sejak beberapa tahun bisa masuk toko oleh-oleh yang ada di Tasikmalaya.
"Ada juga yang beli langsung ke rumah. Biasanya untuk oleh-oleh atau kebutuhan sehari-hari," ujar Nenek Atikah.
Seorang ibu rumah tangga terlihat tengah memilih-milih produk makanan ringan. "Ini lagi beli kolontong, opak dan wajit untuk oleh-oleh," ujar ibu bernama Syifa Rahma Fauziah ini.
Syifa yang merupakan tetangga Nenek Atikah, mengaku sudah lama menjadi pelanggan.
"Makanannya enak-enak dan harganya terjangkau. Sekarang lagi memborong untuk oleh-oleh kerabat yang pulang kampung dan mau berangkat lagi ke tempat kerjanya di Bekasi," ujar Syifa.
Para tetangga, tambah Syifa, rata-rata sudah biasa beli makanan ringan buatan Nenek Atikah. Baik untuk oleh-oleh maupun kebutuhan sehari-hari.
Editor : Asep Juhariyono