get app
inews
Aa Text
Read Next : Tangis Pecah di Cieunteung, Jenazah Korban Penusukan Disambut Haru Keluarga dan Warga

Ini Ulama Besar Tasikmalaya, Terungkap Pada Konfercab ISNU

Senin, 01 Januari 2024 | 12:28 WIB
header img
Ini Ulama Besar Tasikmalaya Terungkap Pada Konfercab ISNU. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Firman Suryaman

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Mantan Ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Kota Tasikmalaya, H Aos Mahrus MS, mengungkap sosok ulama besar Tasikmalaya yang kurang dikenal, yakni KH Busthomi (1904-1968).

Aos melalui buku buah hasil karyanya yang berjudul "Tarekat Ngaji Ajengan Busthomi" menyebut KH Busthomi adalah Ulama Besar, salah satunya melahirkan Ulama Besar sekelas KH Khoer Affandi, perintis Ponpes Miftahul Huda Manonjaya. 

Pengungkapan Ulama Besar KH Busthomi dilakukan dalam sesi bedah buku, berbarengan dengan Konfercab ISNU Kota Tasikmalaya, di Hotel City, Jumat (29/12/2023).

Dalam konfercab tersebut, posisi Ketua ISNU Kota Tasikmalaya yang baru diisi oleh Dr M Hasan Al Asy'ary SHI MH.

Aos juga mengungkapkan, sosok KH Busthomi merupakan murid dari Ulama Besar, Mama Ajengan Sobandi Cilengga, yang punya santri lainnya selain KH Busthomi, seperti KH Ruhiat (Pendiri Pontren Cipasung Singaparna) serta KH Zaenal Mustofa (Pahlawan Nasional asal Sukarema, Kabupaten Tasikmalaya) yang punya punya sanad ke Syeh Nawawi al-Bantani, ulama Nusantara yang mukim di Mekah. 

"Buku ini disusun karena banyak orang yang kurang mengenal sosok Ulama Besar, Ajengan Busthomi, seperti apa latar belakangnya dan bagaimana silsilah keilmuannya. Di dalam buku ini dikupas semuanya," ungkap Aos.

Ia berharap, buku yang disusun dalam waktu sekitar lima tahun ini, bisa menjadi informasi dan motivasi anak muda untuk memperkuat literasi dengan menjadi penulis lingkup pesantren. "Literasi dan tulisan tentang dunia pesantren sangat jarang," ungkap Aos.

Aos mengungkapkan, literasi merupakan bagian dari kegiatan Ulama Besar Tasikmalaya sejak dulu, termasuk di dalamnya sebagai penulis.

"Salah satu buktinya adalah adanya manuskrip yang ditulis Eyang H Karim (1300 Madehi) yang merupakan leluhur KH Busthomi.

Manuskrip yang langka tersebut ditulis tangan dengan tulisan arab pekon tetapi diselingi Bahasa Sunda. "Uniknya lagi, manuskrip ini ditemukan di Jember Jawa Timur yang secara kultur sudah Madura," kata Aos.

Salah seorang panitia konfercab, Heni Handini, mengatakan, kegiatan konfercab tak hanya menentukan pengurus baru, tapi juga diisi bedah buku dan diskusi akhir tahun di tengah tahapan pesta demokrasi lima tahunan.

Heni berharap semua anggota ISNU pada akhirnya mampu berkiprah di masyarakat. Dengan kepemimpian yang baru, mampu menjadi suri tauladan yang baik lagi bagi masyarakat.

"Misalnya hidup penuh toleransi. Kaum sarjana yang merupakan kaum menengah ke atas harus lebih memahami lagi sikap toleran agar bisa hidup berdampingan dalam bingkai keberagaman dan keberagamaan," kata Heni.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut