"Hari ini ada Golek Karnaval yang pertama untuk acara di Syukur Waktu 12 ini, peserta diikuti oleh 5 kota dan kabupaten, ada Garut, Ciamis, Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Tasikmalaya," ucap Ashmansyah.
Acong sapaan akrab Ashmansyah Timutiah menyampaikan, Golek Karnaval pertama kali digelar di Priangan Timur. Di mana di sana para peserta menammpilkan tradisi masyarakat yang berada di setiap daerah nya masing-masing, yang mana di setiap daerah itu ada mitologi dan mitos - mitos.
"Di Garut ada raja domba, Ciamis ada bebegig, Banjar ada wayangg kararas. Dan mudah - mudahan ini mamacu kreativitas temen- teman yang ada di Tasikmalaya," jelasnya.
Pada Syukur Waktu 12 yang digelar selama 4 hari dari Kamis-Minggu (28-31/12/2023) itu mengambil tema 'Kita punya cerita, punya karya dan punya budaya' yang artinya bahwa sebuah kebudayaan terlahir dari sebuah rangkaian cerita- cerita dan itu menjadikan sebuah karya masyarakat secara kolektif dan akhirnya melahirkan budaya.
"Dan paada syukur 12 ini ada beberapa event, diantaranya, lomba-lomba tingkat nasional, lomba menulis esai nasional, lomba baca puisi, lomba fotografi, videografi, lomba menggambar secara nasional. Dan alhamdulilah antusiasme di nasional cukup besar sampai peserta ada yang 150 orang untuk puisi. Itu ada dari Aceh, Kalimantan, Sulawasi," jelas Acong.
"Setekah ini berlanjut dengan melukis bersama, peserta nya ada dari Bandung, Garut, Ciamis untuk melukis di sepanjang Jalan HZ Mustofa, Ada lelang lukisan besoknya. Pertunjukan sampai pada tanggal 31 Desember, ada wayang," tambahnya.
Kadisporabudpar Kota Tasikmalaya Deddy Mulyana mengungkapkan, pihaknya bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya menyambut baik kegiatan yang digagas Komunitas Cermin Tasikmalaya yaang telah berjalan selamma 12 kali ini.
Menurutnya, ini bisa menjadi sebuah potensi yang bisa di pasarkan ke pada khalayak luas, bahwa setiap akan pergantian tahun, Kota Tasikmalaya mengadakan kegiatan yang luar biasa.
"Tentunya kami dari Disporabudpar dan Pemkot menyambut baik kegiatan yang telah 12 kali diacarakan, merupakan suatu potensi yang bisa dipasarkan, khususnya untuk atraksi kesenian, kebudayaan di Kota Tasikmalaya maupun di luar Kota Tasik," kata Deddy.
Deddy menambahkan, bahwa kegiatan seperti itu akan dijadikan suatu destinasi yang dipatenkan di Kota Tasikmalaya.
"Pastinya ini harus menjadi sebuah agenda kegiatan yang terus dijalankan setiap tahunnya. Dengan itu ini bisa mengunndangan masyarakat luar mau datang ke Kota Tasikmaalaya," tandasnya.
Editor : Asep Juhariyono