CIAMIS, iNewsTasikmalayai.d – Menyikapi Pileg 2024, Pondok Pesantren Nurul Firdaus di Panumbangan, Ciamis, telah menyiapkan layanan khusus bagi caleg yang mengalami stres atau depresi akibat gagal terpilih sebagai anggota legislatif.
Pondok Pesantren Nurul Firdaus, yang terletak di Dusun Panoongan, Desa Kertaraharja, Kecamatan Panumbangan, Ciamis, menyediakan 10 kamar khusus untuk perawatan (asrama) dengan kapasitas hingga 100 orang.
Kamar ini, biasa disebut kobong, memiliki fasilitas bersama dan dianggap sebagai tempat penyembuhan holistik.
“Menghadapi Pileg 2024, kami sudah menyiapkan tempat dengan kapasitas untuk 100 orang, bisa menampung hingga 200 orang jika dimaksimalkan,” ungkap pimpinan Pondok Pesantren Nurul Firdaus, ustaz Gumilar, Selasa (14/11/2023).
Pada Pileg 2019, sebanyak 45 caleg menjalani terapi perawatan di pondok pesantren ini karena mengalami depresi atau stres akibat kegagalan dalam pemilihan.
Mereka berasal dari berbagai daerah, tidak hanya dari Jawa Barat, tetapi juga dari luar provinsi tersebut. Terapi holistik, termasuk hipnoterapi dan rukiyah, dilakukan selama 4 hingga 7 bulan, tergantung tingkat depresi.
Gumilar memperkirakan, jumlah caleg yang mengalami stres akan berkurang pada Pileg 2024, mengingat bahwa caleg saat ini lebih siap secara psikologis.
“Perkiraan kami pada Pileg 2024, jumlah caleg yang stres atau depresi akan jauh berkurang. Caleg sekarang jauh lebih siap. Mental mereka jauh lebih siap,” jelasnya.
Menurut Gumilar, dari pemantauan sementara, para caleg yang sudah terdaftar di Daftar Calon Tetap (DCT) untuk Pileg 2024 tampak lebih siap secara mental.
Oleh karena itu, diharapkan bahwa jumlah caleg yang mengalami stres atau depresi karena kegagalan terpilih sebagai anggota dewan akan berkurang.
Bagi yang ingin mendapatkan layanan terapi di Pondok Pesantren Nurul Firdaus, lanjut Gumilar, mereka dapat datang langsung ke komplek pondok pesantren tersebut di Dusun Panoongan Desa Kertaraharja Panumbangan, Kabupaten Ciamis.
"Untuk konsultasi awal, bisa dilakukan melalui telepon dulu," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono