Dia mengaku sebagai teman dekat korban. "Saat bicara di telepon seperti sedang panik. Komunikasi pun hanya sebentar, sekitar satu menitan," ujarnya lirih.
Ia menduga saat itu teman dekatnya sedang terlibat keributan dengan pelaku yang diketahui berjumlah dua orang.
Herlin melanjutkan, korban sebelumnya mengantar dirinya pulang ke kosan. Korban lalu pulang ke rumahnya di Jalan Paseh, bersama seorang temannya.
Di sekitar Jembatan Ciloseh, Jalan Letnan Harun, itulah aksi dugaan pembegalan terjadi. Kronologinya diutarakan Maulana Kurnia (22), teman korban, saat dimintai keterangan petugas.
Sekitar pukul 01.00 WIB, sepeda motor yang dikendarai korban berhenti di dekat jembatan untuk buang air kecil.
Tiba-tiba datang dua orang tak dikenal mengendarai motor metik menghampiri keduanya.
Seorang pelaku mengeluarkan senjata tajam sambil menghardik, "Kadieukeun siah motor (Kesinikan motor kamu)".
Maulana yang ketakutan, spontan melarikan diri menuju perkampungan sambil berteriak meminta tolong.
Warga yang mendengar teriakan Maulana dipagi buta itu berhamburan keluar menemui korban. Setelah mengetahui apa yang terjadi, warga segera menuju lokasi kejadian.
Mereka melihat kedua pelaku sedang berupaya membawa kabur motor korban. Melihat warga mendekat, keduanya memilih kabur. Warga sempat mencegah dengan melempari keduanya tapi tak membawa hasil.
Di lokasi kejadian, mereka tak menemukan korban. Seorang awak bus yang sebelumnya melintas dan berada di lokasi memberi tahu bahwa korban terlihat dibawa ke kolong jembatan.
Maulana langsung berinisiatif untuk mencari korban di bawah jembatan. Betul saja, korban ditemukan sudah tak bernyawa dengan luka-luka di tangan dan punggung.
Petugas dari Polres Tasikmalaya Kota yang tiba di lokasi langsung melakukan identifikasi. Petugas menemukan sejumlah barang bukti di antaranya celurit, helm serta motor milik korban Honda Beat merah bernopol Z 6949 MO yang gagal digondol pelaku.
Editor : Asep Juhariyono