4 Kepala Daerah Bahas Pengendalian Inflasi dan Ketahanan Pangan di KPwBI Tasikmalaya

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Empat kepala daerah di Priangan Timur menggelar High Level Meeting (HLM) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tasikmalaya, Kamis (31/08/23) siang.

Dihadiri Kepala KPwBI Tasikmalaya, Aswin Kosotali, para kepala daerah ini berembuk membahas strategi untuk menjaga agar harga-harga tetap stabil sehingga pencapaian inflasi sesuai dengan target.

Baca Juga

Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah Pimpin Apel Siaga Pengawasan Pilkada 2024, Ini Pesannya

Keempat Kepala Daerah tersebut antara lain Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah, Wali Kota Banjar Ade Uu Sukaesih, Bupati Ciamis Herdiat Sunarya serta Bupati Tasikmalaya yang diwakili Wakil Bupati Cecep Nurul Yakin.

Pelaksanaan HLM sekaligus menyaksikan secara bersama-sama arahan Presiden Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) 2023. 

Seusai acara, Kepala PwKBI Tasikmalaya, Aswin Kosotali, mengatakan, pelaksanaan kegiatan HLM TPID se-Priangan Timur yang disinergikan dengan Rakornas TPID 2023 ini sebagai upaya untuk menjaga agar harga-harga tetap stabil sehingga pencapaian inflasi sesuai dengan target.

Baca Juga

Viman-Diky Akhiri Masa Kampanye dengan Terbangkan 44 Layangan dan Bersalawat 444 Kali Bersama Warga

"Kita saat ini sedang dihadapkan pada berbagai risiko inflasi dan tantangan terkait ketahanan pangan," ujar Aswin.

Ia mengungkapkan, ada tiga tantangan yang perlu dihadapi terkait pengendalian inflasi di Priangan Timur.

Yakni faktor struktural masih menjadi penyebab utama peningkatan harga. Risiko seasonal (musiman) yang belum dapat diantisipasi secara penuh serta program pengendalian inflasi perlu dioptimalisasi agar dapat menyasar pengendalian jangka panjang.

Baca Juga

Amir Mahpud Rampungkan Roadshow di 27 Kabupaten Kota di Jabar untuk Pemenangan Pilgub dan Pilkada

Di samping itu, lanjut Aswin, saat ini juga dihadapkan pada tantangan anomali cuaca El Nino (kekeringan) yang bisa berdampak pada ketahanan pangan.

Editor : Asep Juhariyono