get app
inews
Aa Read Next : Dukun Palsu di Kota Banjar Diamankan Polisi, Tipu Korban hingga Ratusan Juta Rupiah

50 Orang Tua Siswa di Bandung Tertipu Modus Pendidikan dan Study Tour ke China, Korban Lapor Polisi

Jum'at, 14 Juli 2023 | 14:30 WIB
header img
50 Orang Tua Siswa di Bandung Tertipu Modus Pendidikan dan Study Tour ke China, Korban Lapor Polisi. Foto: Istimewa

BANDUNG, iNewsTasikmalaya.id – Puluhan orang tua siswa dari tingkat SMP, SMA hingga mahasiswa di Bandung tertipu modus pendidikan dan study tour ke China. Para korban dugaan penipuan modus study tour itu pun melaporkan terduga pelaku penipuan yakni seorang perempuan yang berprofesi sebagai guru ke Polda Jabar, Kamis (13/7/2023).

Melansir dari iNewsJabar.id, terlapor atau terduga pelaku menipu puluhan korban dengan modus pendidikan, study tour, dan perlindungan siswa di China. Para korban mengalami kerugian yang variatif, ada yang puluhan juta hingga ratusan juta rupiah. Namun, total kerugian dari para korban ditaksir mencapai lebih dari Rp5 miliar.

Salah seorang korban, Rosi, mengatakan, dia bersama orang tua korban lainnya datang ke Polda Jabar untuk melaporkan oknum guru terkait dengan aksi dugaan penipuan dan penggelapan uang.

Menurut Rosi, dirinya telah menyetorkan uang sebesar Rp400 juta kepada terlapor untuk dana pendidikan anaknya di China. Namun, uang tersebut bukannya digunakan untuk keperluan anaknya yang sedang sekolah di China tapi malah digunakan untuk memenuhi keperluan pelaku.

“Kami diajak program sekolah di China. Sistemnya deposit. Kami simpan uang di terduga pelaku untuk keperluan anak kami. Nanti diurus semua. Nyatanya, uang kami diselewengkan,” kata Rosi.

Rosi menyebut, dirinya tertarik dengan program yang ditawarkan pelaku karena melihat banyak siswa yang diberangkatkan sekolah ke China. Bahkan salah seorang saudaranya menyekolahkan anaknya melalui program yang dikelolah oleh terduga pelaku.

“Ada saudara saya sudah ikut program dia (pelaku) dengan iming-iming agen ini bisa mengurus anak-anak kami, menjamin keamanannya selama di sana (China), termasuk persiapan anak kami sekolah, mulai dari bahasa dan pelajarannya agar bisa mengikuti standar di sana,” ucapnya.

Dikatakan Rosi, berdasarkan pada hasil interogasi terhadap terduga pelaku, uang puluhan korban digunakan untuk keperluan siswa lain yang bersekolah di Taiwan. Selain itu, dana miliaran rupiah itu digunakan terduga pelaku untuk judi bola dan membayar utang pinjaman online (pinjol).

Rosi mengaku menyekolahkan anaknya di Tiongkok atau China dengan harapan nantinya anaknya akan lebih mudah saat masuk kuliah di negara tersebut.

Korban dugaan penipuan lainnya, Thomas, mengatakan, sebanyak 50 orang tua menjadi korban penipuan modus pendidikan di China dan study tour yang dikelola oleh terduga pelaku. Ia mengaku nilai kerugian yang dialami para korban mencapai Rp5 miliar.

“Total kerugian di data kami kurang lebih Rp5 miliar. Setiap korban berbeda-beda tergantung kegiatan yang ditawarkan," ujar Thomas.

Kasus dugaan penipuan dan penggelapan ini terungkap sejak Mei 2023 lalu. Terungkapnya berawal dari salah satu korban yang anaknya dijanjikan berangkat tapi batal.

“Harusnya anak kami itu masuk SMA di Hangzhou, China, supaya kalau mau lanjut ke universitas bisa lebih mudah," ujar dia.

Thomas mengaku, dirinya tertipu hingga Rp30 juta oleh terduga pelaku berinisial LIT. Lanjut dia, guru perempuan terduga pelaku bahkan awalnya mengaku sebagai kepala sekolah.

“Kami juga telah membawa bukti, berupa bukti transfer, pamflet study tour, dan lainnya sebagai barang bukti. Kami pun bahkan membawa langsung terduga pelaku ke Polda Jabar agar bisa diproses," kata Thomas.

Sementara itu, salah seorang siswa SMA yang selama ini belajar daring karena pandemi Covid-19, Sheva (17) mengaku kecewa karena semula akan pergi ke Tiongkok untuk lanjutkan studi, tapi gagal.

“Harusnya berangkat sekarang karena sudah mulai sekolah offline jadi butuh untuk biaya tiket dan lainnya. Hanya saja uangnya dipake sama ibu itu entah kemana. Saya merasa sangat kecewa," kata Sheva.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengaku belum menerima laporan dugaan penipuan dan penggelapan tersebut. "Belum ada infonya," singkat Tompo.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut