BANDUNG, iNewsTasikmalaya.id - Jelang Hari Raya Idul Adha 2023, ribuan kasus cacar sapi atau Lumpy Skin Disease (LSD) ditemukan disejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar).
Dilansir dari iNewsJabar.id, data tersebut diperoleh dari hasil pencatatan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar.
Kabid Kesehatan Hewab DKPP Jabar Supriyanto mengatakan, kasus cacar sapi atau LSD di Jabar jumlahnya mencapai ribuan.
"Kumulatif data terakhir kita masih ada sekitar 6.000-an (kasus cacar sapi) di Jabar," kata Supriyanto, Sabtu (17/6/2023).
Menurutnya, ribuan sapi yang dinyatakan positif LSD sebagian besar berada di luar jalur perdagangan. Banyaknya temuan kasus sapi terkena LSD itu juga karena tingginya permintaan sapi meningkat jelang Idul Adha 1444 Hijriah.
Ia menyebut, karena banyaknya permintaan hewan kurban sapi, para penjual dari provinsi lain masuk ke wilayah Jabar tanpa jalur resmi.
"Sekarang lagi banyak (sapi) yang masuk dari luar Jabar. Banyak pesanan untuk kebutuhan hewan kurban. Nah, itu banyak ditemukan yang kaya gitu (LSD)," ujarnya.
Supriyanto menutukan, pihaknya telah menurunkan tim pengawasan yang disebar ke seluruh kota/kabupaten di Jabar nantinya akan lebih maksimal mengawasi hewan kurban khususnya sapi hingga h+3 lebaran Idul Adha.
Langkah tersebut diambil DKPP Provinsi Jabar usai banyaknya temuan kasus LSD di beberapa kota/kabupaten.
"Para petugas sudah melaksanakan tugasnya tapi tidak terlalu banyak (kasus) seperti di tempat penampungan itu, tidak banyak yang menunjukan gejala LSD. Aman," tuturnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah memberikan vaksin anti LSD untuk hewan kurban baik yang positif LSD maupun yang tidak terkena cacar sapi.
Pemberian vaksin tersebut bertujuan untuk menjaga kesehatan hewan agar tetap sehat. Ia menyebut, kendati hewan terpapar dan positif LSD, tapi aman untuk dikonsumsi.
"Vaksin untuk LSD sudah kita sebar ada sekitar 90 ribu dosis ke seluruh Jawa Barat. Jadi tidak perlu khawatir karena ini tidak akan menular ke manusia hanya jijik saja dilihatnya," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono