TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Dede Muharam mengakatan, bahwa fenomena yang terjadi di masyarakat negeri ini dalam menentukan pilihan politik bukan berdasarkan pada rasionalitas melainkan lebih pragmatis.
Kondisi tersebut menurutnya sangat berbahaya kalau tidak diberikan edukasi dan pemahaman dan menyadarkan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Dede Muharam dalam kegiatan sosialisasi Ideologi Kebangsaan bersama ormas dan Kesbangpol Kota Tasikmalaya, Rabu (22/3/2023).
“Ideologi kebangsaan yang dilakukan oleh kasbangpol juga dalam upaya untuk edukasi politik bagi masyarakat. Karena dalam Undang-Undang Partai Politik Nomor 2 Tahun 2011 Pasal 14, di antara fungsi dan kewajiban partai politik itu kan memberikan edukasi politik kepada masyarakat,” kata Dede.
Ia menuturkan, undang-undang ini sangat mulia dan sangat bagus karena ketika masyarakat sudah cerdas berpolitik, maka nasib bangsa ini ditentukan oleh masyarakat.
Di samping itu, lanjaut Dede, ada tiga penyakit politik di negeri ini dalam setiap penyelenggaraan pemilu, ketiga penyakit politi itu adalah hight cost politik (tingginya biaya politi), oligarki politik, dan interlocking politi (politik saling mengunci).
“Tiga penyakit politik di negeri ini pertama adalah high cost politik atau biaya politik yang cukup mahal, sehingga dengan biaya politik yang cukup mahal maka orang-orang yang punya integritas tetapi tidak memiliki finansial yang banyak, maka tidak ada kesempatan untuk memimpin bangsa ini dan negeri ini,” ucapnya.
“Kemudian dampak dari cost politik tadi yang kedua salah satunya tadi adalah ketika seorang politisi senior di partainya memiliki kualitas yang kuat intensitas yang bagus kapasitas yang luar biasa tapi ketika tidak memiliki finansial yang cukup, tidak sedikit mereka terpelanting dari partai politiknya,” sambungnya.
Ia menjelaskan, penyakit politik yang kedua adalah oligarki politik. Artinya, kata Dede, para oligarki yang mendominasi kekuasaan.
“Yang ketikga itu interlocking politik. Politik saling mengunci sehingga tidak sedikit partai politik yang tidak bisa berbuat apa-apa. Kita upayakan keluar dari itu sehingga bangsa dan negara ini menjadi bangsa yang memiliki integritas moral dan kapasitasnya luar biasa, tapi tidak memiliki finansial tetap bisa memimpin negeri ini,” ungkapnya.
“Kami dari Partai Keadilan Sejahtera berupaya mungkin setiap hari kita berdiskusi masalah sosial dan mengedukasi mereka karena masih banyak masyarakat yang punya akal pikiran yang sehat juga punya nurani. Saya selama 3 periode tidak pernah saya melakukan apa yang namanya money politik,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono