TASIKMALAYA, iNews.id – Mengandalkan bumbu seadanya yang ada di dapur rumah untuk memasak ikan laut hasil tangkapan ternyata sangat mudah dan praktis serta hasilnya pun cukup lezat untuk dinikmati.
“Sop Gunung” nelayan Pantai Pamayangsari dan sekitarnya di kawasan Pantai Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, sudah pasti tahu dan bisa memasak ikan laut dengan cara tersebut.
Hanya bumbu sederhana berupa cabe rawit, kunyit, bawang putih, bawang merah, jahe, sereh, kemangi, ditambah bumbu rahasia berupa parutan “baruluk kelapa” atau buah kelapa yang masih kecil membuat hidangan tersebut sungguh menggugah selera.
Selain bumbu diatas, terkadang juga nelayan menambahkan daun kedongdong kedalam masakannya. Sehingga mengeluarkan aroma yang sangat menyegarkan, sekaligus menghilangkan bau amis pada saat disantap.
Resep masakan yang belum banyak orang yang tahu ini sebenarnya warisan dari leluhur nelayan disana, hingga saat ini sebagian besar diantaranya masih terus melakukannya.
“Kalau kata orangtua dulu, mereka saat pulang melaut enggan mencari lagi bumbu masak. Kemudian yang ada saja didapur dan tanaman pekarangan rumah jadi bumbunya, namun memang hasilnya masakannya luar biasa nikmat.
Kami sekeluarga selalu memasak hidangan ini, berbagai jenis ikan laut bisa dimasak seperti ini. Namun memang ada beberapa ikan yang lebih lezat disbanding yang lain,” ungkap tokoh Pantai Pamayangsari Kecamatan Cipatujah Gunawan Yudo Harto.
Sejumlah rumah makan di sepanjang Pantai Pamayangsari sebenarnya bisa menghidangkan masakan seperti itu, namun kebanyakan para pengunjung memesan ikan dengan cara dibakar untuk dinikmatinya.
Paling menonjol memang sensai pedas dari hidangan dengan cara masak seperti itu, meskipun tingkat pedas bisa diatur sesuai dengan seleranya masing-masing.
“Kebanyakan yang datang kepada saya minta sop gunung itu selalu minta ikan jenis “kadukang” atau jenis ikan yang biasa untuk dibuat ikan asin jambal roti.
Dimana bagian kepalanya dibuat sop gunung, sedangkan bagaian badannya hingga buntut dibakar. Jadi ada sopnya, ada juga bakarnya,” ujar Gunawan.
Editor : Asep Juhariyono