CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id - Keberadaan batu giok yang jumlahnya mencapai puluhan dan kini tersimpan rapi di Yayasan Borosngora, di Jalan Ir H Juanda No 134 Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, dipercaya menjadi salah satu benda yang menjadi peninggalan kerajaaan Sanghyang Borosngora pada abad 804 hijriah atau sekitar 1400 masehi.
Salah satu yang menjadi pusat perhatian, dari puluhan batu giok yang ada di Yayasan Borosngora adalah batu giok berbentuk kursi.
Menurut pengurus Yayasan Borosngora Panjalu, R. Erly Risandi, di yayasan yang dikelolanya, jumlah batu giok ada sekitar 55 biji, dan seluruh batu giok tersebut memiliki simbol yang berkaitan dengan silsilah Kerajaan Panjalu.
Selain batu giok berbentuk kursi, ada juga batu giok yang berbentuk portal, kujang, cemeti (pecut), golok, semar, dan bentuk lainnya.
Erly meyakini bahwa batu giok berbentuk kursi ini merupakan peninggalan Kerajaan Sanghyang Borosngora pada abad 804 Hijriah atau sekitar tahun 1400 Masehi. Hal itu, dikarenakan semua simbol-simbol yang terdapat di batu giok tersebut berhubungan dengan Kerajaan Panjalu.
“Salah satu kenapa saya bilang berkaitan dengan Panjalu, karena simbol-simbol yang berkaitan dengan Panjalu ada di kursi ini,” kata Erly, Sabtu (1/10/2022).
Ia menjelaskan, dari cerita yang diterimanya, asal muasal penemuan giok kursi ini sangatlah unik. Rekannya yang bernama Abah, yang juga salah satu pengurus Yayasan Borosngora diantarkan langsung ke rumahnya oleh makhluk tak kasat mata dengan berpakaian prajurit jaman dulu.
“Dari cerita Abah, jadi ini bisa dikatakan ya mungkin datangnya secara ghoib. Cuman sebelum kursi giok ini datang, didahului oleh pasukan-pasukan ghoib ke rumahnya. Batu giok kursi ini di rumah Abah sudah 12 tahun dan di saya baru 4 tahun," jelas Erly.
Inilah Peninggalan Kerajaan Sanghyang Borosngora Panjalu, Batu Giok Berbentuk Kursi. Foto: iNewsCiamisRaya.id/Muhamad Iqbal.
“Setelah penemuan batu giok kursi ini, batu giok lainnya ditemukan secara tidak masuk akal. Ditemukannya di tempat yang berbeda-beda. Wallahualam, saya juga tidak tahu. Kalau diceritakan memang tidak masuk akal. Seperti ada magnet sendiri, batu lainnya berdatangan, entah ditemukan ataupun diberikan orang lain," tuturnya.
Erly menyebut, uniknya dari batu giok berbentukkursi ini, ada beberapa orang yang pernah mendudukinya dan hajatnya terkabulkan. Kendati demikian, lanjut Erly, hal itu pastinya tidak terlepas dari kehendak sang pencipta yakni Allah swt.
“Batu-batu giok ini kan peninggalan karuhun sudah semestinya dirawat dan dijaga supaya tetap lestari sebagai sejarah. Saya mengajak kepada masyarakat Ciamis khususnya generasi muda, untuk merawat dan melestarikan peninggalan karuhun, karena kalau bukan kita, siapa lagi dan kalau bukan sekarang, kapan lagi," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono