get app
inews
Aa Text
Read Next : Cheka Virgowansyah Apresiasi Tepang Juragan dan Investment Forum yang Digagas Kadin dan BI Tasik

Kisah George Soros, Berawal dari Porter Kereta Hingga Sukses Memiliki Harta Rp129 Triliun

Kamis, 14 Juli 2022 | 12:29 WIB
header img
Kisah George Soros, Berawal dari Porter Kereta Hingga Sukses Memiliki Harta Rp129 Triliun. (Foto: Reuter)

JAKARTA, iNewsTasikmalaya.id - Tahun ini George Soros tercacat sebagai orang kaya peringkat 246 di dunia, dengan jumlah kekayaan sebesar 8,6 miliar dolar As atau setara dengan Rp129 triliun, berdasarkan data Forbes.

Meski saat ini menjadi salah satu orang terkaya di dunia, Namun kekayaan yang dimiliki George Soros tersebut tidak didapatkan dengan instan dan mudah. Dia harus bekerja keras untuk mendapatkan kesuksesan yang kini diraihnya.  

Saat ini George Soros menjadi salah seorang tokoh ternama di bidang keuangan, pasar modal, hingga aktivis di bidang politik. Selain itu Dia juga saat ini dikenal sebagai investor paling paling sukses dalam sejarah Amerika Serikat (AS).

Lahir di Hongaria pada 1930, dia hidup di masa pendudukan nazi yang mengakibatkan 500.000 masyarakat Yahudi Hongaria tewas. George Soros beserta keluarga selamat karena menyembunyikan identitas asli mereka. Dia dan keluarganya berpura-pura menjadi anak baptis seorang pegawai Kementerian Pertanian Hongaria.  

"Alih-alih tunduk pada nasib kami, kami melawan kekuatan jahat yang jauh lebih kuat dari kami, dan kami menang. Kami tidak hanya selamat, tetapi kami berhasil membantu orang lain," kata dia, dikutip dari laman George Soros, Kamis (14/7/2022).  

Kemudian demi menyambung hidup, pada tahun 1974 George Soros meninggalkan Budapest ke London. Dia kemudian mendaftar di London School of Economics (LSE).  

Soros juga bekerja paruh waktu sebagai porter kereta api dan pelayan klub malam untuk membiayai kuliah dan hidupnya. George Soros lulus dari LSE dengan gelar sarjana sains di bidang filsafat pada 1951. Kemudian dia melanjutkan pendidikan selama tiga tahun demi mendapatkan gelar doktor. 

Setelah itu, Soros bekerja sebagai penjual keliling di sepanjang pantai Welsh karena sulitnya mendapatkan pekerjaan. Dia kemudian mulai menulis surat untuk melamar pekerjaan di bank di London. 

Sebagian besar tidak merespons lamaran tersebut, namun dia mendapatkan balasan dari seorang Direktur Pelaksana di Singer & Friedlander yang menawarkannya posisi entry-level. 

Sejak 1954, George Soros mulai bekerja sebagai pegawai di Singer & Friedlander. Kemudian dia dipromosikan ke departemen arbitrase. Saat bekerja di bank tersebut, salah satu rekan kerjanya merekomendasikan Soros untuk bekerja di bisnis orang tuanya, F.M. Mayer. 

Sepakat dengan penawaran tersebut, dan bersedia menerima posisi di departemen arbitrase di F.M. Mayer, Soros pindah dari London ke New York pada 1956. Dia berhasil membangun reputasi yang baik di sana hingga dia ke Wertheim & Co pada 1959 sebagai analis sekuritas Eropa. 

Berbagai pekerjaan terus dilakoninya hingga pada 1963 dia pindah ke bank investasi yang bermarkas di New York, Arnhold dan S. Bleichroeder. Pada 1969, Soros dipercaya mengelola pendanaan bernilai 4 juta dolar AS dan 250.000 dolar AS yang merupakan uangnya sendiri. Seiring berjalannya waktu, dana tersebut tumbuh menjadi Quantum Fund. 

Kemudian nama Soros mengganti Quantum Fund menjadi Soros Fund Management pada 1973, dengan aset 12 juta dolar AS. Dia ikut mengelola Quantum Fund bersama dengan Jim Rogers. 

Dengan kekayaannya, dia mendirikan Open Society Foundation yang merupakan jaringan yayasan, mitra, dan proyek di lebih dari 100 negara. Pada awal masa kejayaannya pada 1979, Soros memberikan beasiswa pendidikan kepada orang kulit hitam Afrika Selatan.  

Setelah Tembok Berlin runtuh, dia baru mendirikan Universitas Eropa Tengah di Budapest sebagai ruang pengembangan pemikiran kritis para kelompok budaya muda dan pemikiran inisiatif lainnya.  

Saat ini di usianya yang ke 91 tahun, Soros terus mengambil langkah aktif dalam pekerjaannya di Open Society Foundations. 

Dia juga melakukan traveling secara luas untuk mengadvokasi perubahan kebijakan positif para petinggi dunia baik secara publik maupun pribadi. 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut