Logo Network
Network

Video Swiping Pedagang Tahu Tempe di Kota Tasikmalaya Tetap Berjualan saat Aksi Mogok Massal

Asep Juhariyono
.
Selasa, 22 Februari 2022 | 22:51 WIB

TASIKMALAYA, iNews.id – Aksi mogok massal para perajin dan pedang tuhu tempe di Kota Tasikmalaya tidak dilakukan sepenuhnya oleh seluruh perajin dan pedagang. Seperti halnya di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, para pedagang tahu tempe masih tetap menjajakan dagangannya.

Hal itu terungkap saat pengurus Himpunan Pedagang Tahu Tempe (HPPT) Kota Tasikmalaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk memastikan kekompakan aksi mogok massal di hari pertama pada Selasa (22/2/2022).

Aksi mogok massal serentak se Indonesia para perajin dan pedagang tahu tempe ini sebagai bentuk protes atas terus meroketnya harga kacang kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tahu tempe.

Sejumlah pedagang yang tetap berjualan di hari pertama aksi mogok berdalih bahwa mereka tidak ikut aksi mogok lantaran beredarnya surat edaran yang diduga palsu yang berisi bahwa mogok massal tidak jadi.

“Kami dagang seperti biasa karena ada surat edaran bahwa mogok massal gak jadi. Makanya saya juga bingung saat ada sidak sedangkan kami sudah belanja stok untuk dagangan,” ujar salah seorang pedagang tempe di Pasar Induk Cikurubuk Kota Tasikmalaya, Koko (62), Selasa (22/2/2022).

Pedagang tempe itu pun menunjukan surat edaran imbauan tidak jadi mogok massal yang diterimanya kepada pengurus HPPT saat sidak yang didampingi aparat keamanan dari kepolisiain.

Para pedagang pun meminta waktu untuk menghabiskan stok dagangannya untuk dijual kepada pemeli di pasar. “Bagaimana saya bisa bawa uang untuk anak istri di rumah kalau dagangan ini tak dijual. Saya juga rugi kalau tak habis dijual,” kata dia.

Pada saat sidak, sempat terjadi adu mulut antara pedagang dengan pengurus HPPT saat diminta untuk berhenti berjualan sebagai bentuk solidaritas dan kekompakan dalam protes atas kenaikan harga kacang kedelai melalui aksi mogok massal.

Pedagang tahu tempe lainnya, Nenah (48) mengaku mendapatkan surat edaran yang sama bahwa aksi mogok massal tidak jadi. Ia pun sama dengan pedagang lainnya sudah membelikan uang modal untuk tahu dan tempe yang dijualnya di pasar.

"Makanya yang jelas dong, katanya gak jadi sesuai surat edaran, kenapa ini disuruh berhenti. Saya ini sudah belikan uang modal untuk stok barang. Kalau saya gak jualan, gimana modal saya. Kan tahu tempe tidak bisa dilamakan Pak," ucap Nenah.

Sementara itu, Sekretaris HPPT Kota Tasikmalaya Imin Muslimin (43) memastikan bahwa surat edaran yang diterima para pedagang tentang seruan aksi mogok massal tidak jadi dipastikan bohong alias hoaks. Bahkan, kop surat mengatasnamakan suatu organisasi tahu dan tempe imbauan tak jadi mogok itu tidak ada di Tasikmalaya.

"Memang benar, saat kami sidak ke lapangan memang masih tak kompak untuk aksi mogok massal. Ternyata penyebabnya ada surat edaran informasi bohong atau hoaks yang diterima para pedagang kalau mogok massal tak jadi," kata Imin saat sidak di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya.

Ia pun hanya bisa mengimbau agar para perajin dan pedagang tahu tempe kompak untuk ikut mogok masala dalam memperjuangkan harga kedelai sebagai bahan baku tahu tempe turun.

“Kami juga tak bisa memaksa rekan-rekan kami untuk berhenti berdagang karena memang sudah mengeluarkan modal untuk membeli stok dagangan tahu dan tempe,” ucapnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.