Logo Network
Network

Video: Sorak Penonton Pecah Saksikan Seni Debus dan Lais di Taraju Tasikmalaya

Indra Sanjaya
.
Rabu, 06 Maret 2024 | 07:26 WIB

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Disaksikan ratusan warga, seorang pria nekat menggergaji tubuhnya dengan menggunakan gergaji mesin (chainsaw). Teriakan ngeri mulai menggema ketika pria tua itu mulai menggergaji tubuhnya.

Peristiwa yang bikin takut warga dan rasa ngeri itu terjadi di Lapangan Burujul, Desa Raksasari, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (3/3/2024).

Warga berdatangan sejak pagi untuk menyaksikan aksi seni tradisional khas Jabar yang sudah jarang dipentaskan, yakni debus dan lais.

Chainsaw diarahkan ke muka pria beriket itu, dan mesin pun meraung begitu dinyalakan. Warga menahan nafas. Sedetik kemudian mata-mata chainsaw mengenai wajahnya tanpa menimbulkan luka. Tepuk tangan diiringi sorak penonton pun pecah.

"Takut dan ngeri saat mesin gergaji mulai mengenai wajah bapak pendebus itu," ujar Bambang (43), salah seorang penonton.

Ia menyebut, jarang sekali pertunjukan debus digelar di kampungnya. "Apalagi aksinya menggunakan chainsaw yang bikin merinding bulu kuduk warga," kata Bambang.

Tak hanya kebal digergaji, ahli seni debus ini juga sempat mepertontonkan senjata tajam yang ditusuk-tusukkan ke tubuhnya, tapi tak membuat luka sedikit pun.

Pamentasan seni budaya debus dan lais di Lapangan Burujul ini, dimainkan oleh grup debus Datuk Panglima Kumbang Sabodo. Digelar atas kerjasama dengan Karang Taruna Rancage, Desa Raksasari.

Tujuannya tak lain untuk memperkenalkan seni budaya debus kepada generasi muda warga sekitar, sekaligus melestarikannya.

Sejak pagi warga sudahberdatangan dan berkumpul di tepi lapangan. Meraka ingin menyaksikan secara langsung atraksi seni melukai diri dengan benda tajam tapi tak membuat terluka pelakunya alias kebal.

Bambang mengapresiasi pihak penyelenggara yang telah menggelarkan acara langka yakni pagelaran seni budaya debus, apalagi ditonton langsung warga secara gratis.

"Alhamdulillah, terinakasih kepada pihak Karang Taruna selaku panitia yang telah mengangkat seni budya Sunda melalui pagelaran lais dan debusdan diperdembahkan secara gratis," ujar Bambang.

Ahli seni debus, Grey, mengatakan, pagelaran debus dan lais yang merupakan atrakasi "karuhun" (leluhur), tujuan memperkenalkan seni budaya kepada generasi muda sekaligus sebagai upaya pelestarian budaya agar tidak punah.

"Kami dari komunitas seni Datuk Panglima Kumbang Sabodo, sengaja pentas di sinj dalam rangka melestarikan seni budaya khas juga sebagai ajang ekspresi kami," kata Grey.

Terkait aksi debus dengan menggunakan chainsaw yang bikin ngeri, Grey menegaskan, mengolah seni debus tidak bisa instan, butuh perjalanan panjang terutama dalam hal maripat kepada sang pencipta Allah SWT.

"Ini juga untuk meyakini bahwa kesenian leluhur ini adalah kesenian yang baik dan perlu dilestarikan," ujar Grey.

Ia pun berharap kedepannya kegiatan-kegiatan pentas seni dan budaya khas Jabar maupun nasional bisa sering muncul agar tetap lestari, tak dilupakan para generasi muda.

"Untuk para generasi muda, saya titip seni budaya karuhun ini agar tetap lestari," kata Grey, seraya menambahkan, pihaknya juga memberikan bimbingan seni budaya debus dan lais kepada kalangan muda.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.