Logo Network
Network

VIDEO: Idul Adha 1444 2023, Omzet Perajin Tusuk Sate di Tasikmalaya Meningkat Capai Rp50 Juta Sehari

Kristian
.
Rabu, 28 Juni 2023 | 17:27 WIB

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Menjelang Hari Raya Idul Adha 2023, perajin tusuk sate di Kota Tasikmalaya mengalami peningkatan omzet

Peningkatan tersebut terlihat dari jumlah produksi tusuk sate yang biasanya hanya 3 kuintal per hari, tapi kini bisa mencapai 6 hingga 7 kuintal per hari. 

Peningkatan jumlah produksi tusuk sate dari bambu ini terjadi seminggu jelang Idul Adha. 

Seperti halnya disampaikan perajin tusuk sate, Ai Nurhayati (45) warga Kampung Panunggalan, Kelurahan Sukahurip, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. 

Ai Nurhayati (45) mengatakan, menjelang hari raya Idul Adha ini peningkatan omzet dalam sehari bisa menyentuh diangka Rp50 juta. Hal tersebut seiring banyaknya pesanan yang datang ke tempat produksinya untuk membeli tusuk sate pada hari raya kurban.

"Alhamdulillah, setiap menjelang Hari Raya Idul Adha penjualan tusuk sate selalu meningkat. Selain dari pelanggan dan permintaan dari pasar, ada juga pembeli baru. Produksi kalau sekarang-sekarang sehari bisa sampai 6-7 kuintal. Harga jual Rp15 ribu per kilogram. Kalau dinominalkan sekitar diangka Rp50 juta," ucap Ai Nurhayati, Selasa (27/6/2023).

Ai tidak memungkiri, pada masa pandemi Covid-19 usahanya mengalami penurunan penjualan. "Pengaruh waktu covid pasti ada, cuma gak terlalu parah yang dirasakan kami," paparnya. 

Namun pada tahun ini, lanjut Ai, produksi tusuk sate mengalami kendala dalam mendapatkan bahan baku. Pasalnya, bahan baku yang dikirim dari Tasikmalaya Selatan (Tasela) terbentur dengan adanya panen raya dan cuaca yang tidak menentu.

"Yang menjadi kendalanya sekarang bahan bakunya juga agak susah, sekarang berbenturan dengan panen raya terus ada hujan. Jadi pengiriman bambunya mengalami keterlambatan. Karena hampir 90 persen saya ambil bambu dari daerah Tasikmalaya Selatan," jelas dia. 

Ai menjelaskan, tusuk sate yang dibuatnya tidak hanya diedarkan di wilayah Priangan Timur, bahkan penjualnya tersebut bisa sampai ke wilayah Jawa Tengah.

"Kebetulan saya kan dari pertama produksi sudah punya langganan sendiri, jadi sekarang masih fokus kelangganan tetap saja. Dari pasar ada yang ngambil ke sini, kadang keluar kota, kalau keluar kota pake ekspedisi, ada ke Jateng, Bandung, Bogor, Depok, Tanggerang, dan daerah di Jabar lainnya," ungkapnya.

Perempuan 45 tahun ini menuturkan, ada beberapa tahapan untuk menghasilkan tusuk sate yang bagus. Mulai dari pemotongan bambu yang besar dipotong menjadi beberapa bagain sesuai ukuran tusuk sate yang diperlukan. Setelah itu masuk ke dalam mesin penipis dan pembulatan, habis itu langsung masuk ke pemotongan lidi. 

"Kalau sudah jadi ukuran tusuk sate, misal 20 cm, 22 cm, baru kita masuk oven. setelah dioven kering minimal pengovenan 40 jam, kalau udah kering nanti masuk mesin polesin, baru masuk ke runcing, baru dikiusi, dan baru dipasarkan," lanjut Ai. 

Ia menambahkan, bersama suaminya, Karto Widodo, ia telah cukup lama menggeluti usaha membuat tusuk sate. Bahkan di pabriknya itu juga memproduksi sumpit.

"Hampir 10 tahun kami di sini memproduksi tusuk sate. Kami juga membuat juga sumpit, ekspor bambu untuk membuat layang-layang ke India," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.