BANJAR, iNewsTasikmalaya.id - Sebanyak 93 tenaga kebersihan honorer di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjar harus menerima kenyataan pahit.
Mereka dirumahkan setelah tidak lolos dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Padahal, tak sedikit dari mereka telah mengabdikan diri selama puluhan tahun menjaga kebersihan kota, bahkan sejak era Banjar masih berstatus kota administratif.
Kepala DLH Kota Banjar, Eri K. Wardhana, menjelaskan bahwa alasan utama ketidaklolosan para honorer ini disebabkan oleh batasan usia dan ketidaksesuaian syarat administratif, seperti kelengkapan ijazah.
“Banyak yang usianya di atas batas maksimal dan dokumen pendukungnya tidak memenuhi ketentuan. Itu yang menyebabkan mereka tidak bisa ikut PPPK,” jelas Eri, Rabu (2/7/2025).
Meski demikian, pihaknya tetap memberikan penghargaan atas dedikasi panjang mereka. Para petugas yang diberhentikan menerima gaji terakhir, santunan dari Baznas sebesar Rp600 ribu, serta asuransi ketenagakerjaan dari BPJS.
Dua di antara petugas yang sempat diangkat menjadi PPPK tetapi kemudian wafat, juga menerima santunan masing-masing sebesar Rp42 juta dari BPJS Ketenagakerjaan.
Langkah ini disebut Eri sebagai bentuk penghormatan atas pengabdian luar biasa yang telah mereka berikan untuk Kota Banjar.
“Ini bentuk apresiasi kami atas pengorbanan mereka selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Meski ratusan petugas dirumahkan, Eri memastikan bahwa operasional kebersihan tidak akan terganggu. Pihaknya telah menyusun penyesuaian kerja bagi petugas PPPK yang lolos seleksi dan membentuk tim pengawasan lapangan.
“Jam kerja petugas PPPK akan disesuaikan dengan sistem enam hari kerja. Pengawasan juga kami perketat agar layanan tetap optimal,” jelasnya.
Salah seorang petugas yang terdampak adalah Rasman (65), warga Kota Banjar yang telah mengangkut sampah sejak 1979. Selama puluhan tahun, ia bertugas membersihkan kawasan Pasar Banjar setiap sore hingga malam.
Meski kini tak lagi aktif, Rasman masih menyimpan semangat untuk bekerja.
“Saya sudah terbiasa kerja dari jam empat sore sampai sebelas malam. Kalau masih diberi kesempatan, saya siap kerja lagi. Badan saya masih kuat,” tuturnya penuh semangat.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
