Protes Soal Pencemaran TPA Ciangir, Mahasiswa dan Aktivis Lingkungan Kepung Bale Kota dan DPRD Tasik

Kristian
Protes Soal Pencemaran TPA Ciangir, Mahasiswa dan Aktivis Lingkungan Kepung Bale Kota dan DPRD Tasik Protes Soal Pencemaran TPA Ciangir, Mahasiswa dan Aktivis Lingkungan Kepung Bale Kota dan DPRD Tasikmalaya. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Kristian

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Mahasiswa dan aktivis lingkungan Kota Tasikmalaya melakukan aksi demonstrasi menuntut penanganan serius terhadap pencemaran lingkungan di sekitar TPA Ciangir, Kecamatan Tamansari.

Aksi tersebut digelar oleh gabungan mahasiswa dari BEM FKIP dan BEM Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, serta organisasi lingkungan Indonesia Green Movement (IGM). Mereka menyuarakan keresahan masyarakat atas kerusakan lingkungan yang telah berlangsung lebih dari satu tahun tanpa penanganan yang memadai dari pemerintah daerah.

Dengan membawa spanduk bertuliskan "Hari Lingkungan 2025 #CiangirKhawatir" dan "Ciangir Melawan", para demonstran mendesak pemerintah kota untuk menjamin hak dasar warga atas udara bersih, air layak konsumsi, dan tanah yang subur. Mereka menilai krisis lingkungan di Ciangir sudah memasuki tahap darurat dan memerlukan langkah luar biasa.

"Sudah bertahun-tahun warga mengeluh air bau, kulit gatal, ikan-ikan mati. Tapi pemerintah seperti menutup mata," tegas Muhammad Rafi Faza, koordinator aksi.

Saat tiba di Kantor Balekota, massa berharap dapat menyampaikan aspirasi langsung kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tasikmalaya, Viman Diky. Namun keduanya tidak berada di tempat. Massa hanya diterima oleh Sekda Asep Goparulloh, Plt Asda 3 Asep MP, serta Kasatpol PP H. Iwan.

Merasa tidak puas, para demonstran kemudian bergerak menuju Gedung DPRD Kota Tasikmalaya, di mana mereka diterima oleh Ketua Komisi 3 DPRD Anang Sapa’at dan anggota Komisi 2 Kepler Sianturi.

Sorotan pada TPA Ciangir: Dari Air Lindih hingga Gas Metana

Dalam dialog terbuka yang berlangsung di halaman DPRD, Rafi memaparkan berbagai kelemahan dalam sistem pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir. Ia menyebut tidak adanya sistem filtrasi air lindih yang seharusnya menjadi standar pengelolaan sampah.

“Seharusnya ada filter sebelum air limbah mengalir ke sungai. Tapi sampai sekarang, hanya rencana di atas kertas,” ujarnya.

Lebih jauh, ia juga menyinggung ketiadaan pengelolaan gas metana serta penggunaan dokumen UKL-UPL tahun 2012 yang sudah tidak relevan, tetapi masih dijadikan acuan dalam izin lingkungan TPA tersebut.

“Izin lingkungan masih pakai yang lama, belum diperbarui. Ini bentuk kelalaian pemerintah,” tambahnya.

Di tengah demonstrasi yang berlangsung damai namun tegas itu, massa juga membawa tuntutan politis: pencopotan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, Deni Diyana. Mereka menilai kinerja Kadis LH tidak mencerminkan keseriusan dalam menangani persoalan lingkungan yang krusial.

“Pencemaran sudah kronis, tapi solusi konkret dari dinas hampir tak terlihat. Kepala dinas harus bertanggung jawab,” tegas Rafi.

Menanggapi berbagai tuntutan tersebut, Ketua Komisi 3 DPRD Kota Tasikmalaya Anang Sapa’at menjelaskan bahwa pihaknya telah mulai melakukan langkah-langkah sejak awal tahun. Namun ia mengakui bahwa realisasi program masih terganjal persoalan anggaran, termasuk pembangunan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) di TPA Ciangir yang hingga kini belum rampung.

“Dari 10 poin tuntutan, sebagian sudah kami kerjakan seperti penutupan pabrik dan penambahan armada. Tapi pembangunan IPAL belum tuntas,” ujarnya.

Ia menambahkan, DPRD akan memanggil DLH Kota Tasikmalaya pada 14 Juni 2025 untuk memberikan laporan progres terbaru terkait penanganan lingkungan.

Seluruh rangkaian aksi berlangsung di bawah pengawasan ketat aparat kepolisian dan Satpol PP guna memastikan tidak terjadi gangguan keamanan. Aksi unjuk rasa yang dilakukan secara damai ini menjadi cermin meningkatnya kepedulian generasi muda terhadap isu lingkungan di wilayah mereka.

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update