Jelang Idul Adha 1446 H, Pasar Sapi Kurban di Kota Banjar Lesu, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli

Budiana Martin
Jelang Idul Adha 1446 H, Pasar Sapi Kurban di Kota Banjar Lesu, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli Jelang Idul Adha 1446 H, Pasar Sapi Kurban di Kota Banjar Lesu, Pedagang Keluhkan Sepinya Pembeli. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Budiana Martin

BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah tinggal hitungan hari, namun geliat pasar hewan kurban di Kota Banjar belum menunjukkan tanda-tanda peningkatan signifikan. Para pedagang sapi di wilayah ini mengaku kesulitan menjual dagangannya, seiring dengan melemahnya daya beli masyarakat.

Enceng, seorang pedagang sapi kurban asal Desa Balokang, mengungkapkan bahwa tahun ini menjadi salah satu masa tersulit sejak ia mulai berjualan hewan kurban.

“Biasanya jauh hari sebelum lebaran haji, sudah mulai ramai. Sekarang mah, lima hari lagi juga masih sepi, sapi masih banyak di kandang,” keluh Enceng saat ditemui di kandangnya pada Sabtu (31/5/2025).

Dari total 40 ekor sapi yang ia sediakan, Enceng menyebut baru sekitar sepertiganya yang laku. Kondisi ini berbanding terbalik dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana bahkan sebulan sebelum Idul Adha, hampir seluruh stok sudah habis.

“Penurunan penjualan tahun ini sampai 70 persen dibandingkan tahun kemarin. Padahal kebutuhan operasional makin tinggi,” ujarnya.

Menurut Enceng, harga pakan sapi terus merangkak naik. Untuk singkong saja, yang menjadi pakan utama, kini harganya sudah mencapai Rp2.000 per kilogram. Dalam sehari, ia menghabiskan sekitar 50 kilogram singkong hanya untuk satu kandang.

“Itu belum termasuk biaya tambahan seperti jamu atau vitamin untuk menjaga kesehatan dan nafsu makan sapi,” tambahnya.

Meski demikian, Enceng tak menyerah. Ia tetap berusaha menjajakan sapi-sapinya dengan berbagai pilihan harga, mulai dari kategori ekonomis di bawah Rp20 juta hingga sapi premium jenis Simmental yang bobotnya mencapai 800 kilogram, dengan harga jual mencapai Rp60 juta.

“Kalau yang besar, jenis simmental ini bisa dilepas sampai Rp60 juta. Tapi ya, semua tergantung pembeli, yang penting kita tetap rawat sapinya sebaik mungkin,” pungkasnya.

Kondisi ini mencerminkan tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat menjelang perayaan besar keagamaan, dan menjadi sinyal bagi pemerintah daerah maupun pelaku usaha untuk mencari solusi agar tradisi berkurban tetap bisa berjalan tanpa memberatkan kedua belah pihak.

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update