"Kalau ke Ramayana parcel ke pengusaha, kalau dinas seperti itu sudah jarang, sejak waktu presiden SBY sudah dilarang adanya parcel.Kebanyakan perusahaan besar buat karyawan gitu, kebanyakan satu orang sampai 600 sampai 800 parcel itu satu perusahaan," ungkapnya.
Meski Hari Raya Idul Fitri masih terbilang masih lama, namun Tina mengaku, Ramadan tahun ini, lonjakan pesanan parcel Lebaran mengalami peningkatan yang signifikan.
Bahkan dalam sehari, tokonya yang diisi oleh 20 orang pegawai itu bisa memproduksi sampai 100 hingga 200 parcel lebaran.
"Belum 50 persen sampai sekarang tapi cukup meningkat selama ramadhan sekarang. Sebelum puasa kita sudah 2000 stok parcelnya. Total pesanan sudah ada 5 ribu sampai 6 ribu pesanan parcel," terang dia.
Tina menjelaskan, bahwa di tempat usahanya itu, tidak hanya membuat parcel Lebaran makanan saja. Yang unik di Ramayana Parcel sendiri, diungkapkan Tina, masyarakat bisa custom pesanan sesuai keinginan konsumen.
"Banyak, bukan cuma makanan tapi parcel busana muslim, parcel Tupperware, parcel anak-anak, kitchen set, dinner set, kristal, kue kering banyak macamnya. "Tiga hari sebelum lebaran sudah tutup, dan habis biasanya," jelasnya.
Tina menuturkan, selain bulan Ramadan ia menjual parcel juga pada perayaan besar lainnya seperti, Imlek, Natal dan Tahun Baru.
"Bulan biasa ini toko batik, cuma batik buka lagi tiga hari sebelum lebaran. Untuk prediksi pesanan parcel Lebaran diprediksi akan meningkat," tandasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait