Namun, Budi juga mengakui bahwa meski memiliki kekayaan motif, produksi batik di Ciamis belum optimal. “Pabrik *Rukun Batik* yang dulu aktif kini tidak lagi beroperasi secara rutin, dan hanya memproduksi batik ketika ada pesanan,” katanya.
Ia juga menyampaikan kekhawatirannya mengenai persaingan antara batik tulis dan batik cetak. “Batik tulis memang memiliki nilai seni yang lebih tinggi, tetapi sering kalah bersaing dengan batik cetak yang harganya lebih terjangkau dan mudah diproduksi secara massal. Kami berharap pengrajin batik tulis di Ciamis dapat bangkit kembali dan mendapatkan apresiasi yang pantas,” ujarnya.
Untuk melindungi warisan budaya ini, lebih dari 80 motif batik Ciamis telah resmi dipatenkan oleh Dinas Koperasi, UKM, dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis. Beberapa di antaranya merupakan hasil dari berbagai lomba yang diadakan oleh pemerintah daerah.
Melalui penyelenggaraan Ciamis Batik Festival 2024, diharapkan tidak hanya sebagai ajang perayaan budaya, tetapi juga dapat mendorong kebangkitan ekonomi masyarakat, khususnya bagi para perajin batik di Ciamis.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait