Menurut Neni, penurunan jumlah penumpang di terminal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa Perusahaan Otobus (PO) yang lebih memilih menaikkan penumpangnya di pul atau garasi masing-masing daripada di terminal resmi.
Selain itu, maraknya terminal bayangan dan travel, baik resmi maupun ilegal, juga berkontribusi terhadap penurunan jumlah penumpang di terminal ini.
"Kalau hari libur atau lebaran memang sedikit lebih ramai, tapi tetap tidak seramai dulu. Mungkin karena penumpang lebih banyak naik di pul atau garasi masing-masing PO busnya. Selain itu, banyak yang memilih travel atau menggunakan terminal bayangan di tepi-tepi jalan," jelasnya.
Meski sepi, Neni tetap membuka lapaknya setiap hari, menjual kopi, nasi uduk, nasi kuning, dan rokok. Ia berharap keramaian di Terminal Tipe A Indihiang Kota Tasikmalaya dapat kembali seperti dulu.
Selain itu, Neni juga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini dan menghidupkan kembali aktivitas di terminal yang menjadi pusat transportasi utama di Priangan Timur ini.
"Dulu lumayan ramai, sekarang benar-benar beda jauh. Saya hanya bisa bertahan dan berharap kondisi bisa kembali seperti dulu," tutup Neni.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait