TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Sepinya Terminal Tipe A Indihiang Kota Tasikmalaya berdampak langsung pada para pedagang yang berjualan di kawasan tersebut.
Terminal Tipe A Indihiang Kota Tasikmalaya yang dahulu menjadi pusat aktivitas transportasi dan dikenal sebagai terminal terbesar di Priangan Timur, kini semakin sepi dari penumpang.
Situasi ini sangat kontras dengan masa-masa awal operasional terminal, ketika terminal tersebut ramai oleh penumpang yang turun atau berangkat dari Kota Tasikmalaya.
Saat ini, sepinya terminal membuat banyak pedagang memilih berhenti berjualan. Namun, masih ada beberapa yang bertahan, salah satunya adalah Neni (56), seorang pedagang lansia asal Kampung Sukajaya, Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.
Neni, yang sudah berjualan di Terminal Tipe A Indihiang sejak 2006, hanya bisa bersabar menunggu penumpang yang membeli dagangannya.
Kepada iNewsTasikmalaya.id, Neni mengungkapkan, bahwa kondisi saat ini sangat berbeda dibandingkan sebelum pandemi.
"Setelah pandemi Covid-19 pada tahun 2020, terminal ini semakin sepi sampai sekarang. Dulu, sebelum pandemi, masih agak ramai. Sekarang, saya buka dari subuh jam 5 sampai jam 5 sore, kadang-kadang tidak ada penumpang sama sekali yang membeli. Biasanya hanya sopir dan kernet bus saja yang mampir," ungkap Neni saat ditemui di lapaknya, Selasa (20/8/2024).
Menurut Neni, penurunan jumlah penumpang di terminal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa Perusahaan Otobus (PO) yang lebih memilih menaikkan penumpangnya di pul atau garasi masing-masing daripada di terminal resmi.
Selain itu, maraknya terminal bayangan dan travel, baik resmi maupun ilegal, juga berkontribusi terhadap penurunan jumlah penumpang di terminal ini.
"Kalau hari libur atau lebaran memang sedikit lebih ramai, tapi tetap tidak seramai dulu. Mungkin karena penumpang lebih banyak naik di pul atau garasi masing-masing PO busnya. Selain itu, banyak yang memilih travel atau menggunakan terminal bayangan di tepi-tepi jalan," jelasnya.
Meski sepi, Neni tetap membuka lapaknya setiap hari, menjual kopi, nasi uduk, nasi kuning, dan rokok. Ia berharap keramaian di Terminal Tipe A Indihiang Kota Tasikmalaya dapat kembali seperti dulu.
Selain itu, Neni juga berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait untuk mengatasi masalah ini dan menghidupkan kembali aktivitas di terminal yang menjadi pusat transportasi utama di Priangan Timur ini.
"Dulu lumayan ramai, sekarang benar-benar beda jauh. Saya hanya bisa bertahan dan berharap kondisi bisa kembali seperti dulu," tutup Neni.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait