VIDEO: Mahasiswa Unsil Tasikmalaya Prodi Kesmas Kelompok Adhigana Mayura Buat Inovasi Atasi Diabetes
TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Mahasiswa Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Jurusan Kesehatan Masyarakat menciptakan inovasi untuk mengatasi masalah diabetes mellitus (DM).
Pada Selasa (4/6/2024) pagi, mahasiswa Unsil Tasikmalaya dari kelompok Adhigana Mayura meluncurkan program Gerakan Masyarakat Atasi Diabetes Melitus (Germatis) di Aula Kelurahan Cikalang, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya.
Acara peluncuran program Germatis ditandai dengan pemotongan pita oleh Sekretaris Kelurahan Cikalang, Kasi Kesra Kecamatan Tawang, dan Kepala Puskesmas Kahuripan.
Selain itu, dilakukan juga penandatanganan surat keputusan untuk pelaksanaan program Germatis. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Dosen Pengampu Mata Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan Unsil, Rian Arie Gustaman, kader puskesmas, masyarakat, dan ketua RW/RT setempat.
"Di dalam kelompok kami ini, setelah melakukan kuesioner ternyata masyarakat mempunyai masalah serius terkait DM itu sendiri," ucap Ketua Kelompok Adhigana Mayura, Mediana Aulia.
DM didefinisikan sebagai penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi, ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein akibat insufisiensi fungsi insulin.
Insufisiensi ini dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans pankreas, atau kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
"Karena pola hidup masyarakat yang kurang sehat, terus juga masyarakat suka mengonsumsi makanan manis. Akses terhadap makanan atau jajanan manis itu dekat dan mudah," ucap Mediana.
Mediana mengungkapkan, kelompoknya memiliki dua inovasi dalam mengatasi DM, salah satunya melalui screening.
"Screening itu di mana nanti masyarakat dicek kadar gula darahnya, tekanan darahnya, untuk mengetahui apakah masyarakat sudah terkena diabetes," ujarnya.
"Selain itu, nanti ada penyuluhan terkait diabetes dan pemanfaatan alternatif tanaman jahe sebagai penurun kadar gula darah. Nanti juga masyarakat tahu bahwa jahe ini bermanfaat untuk menurunkan kadar gula darah," tambahnya.
Menurut Mediana, diabetes adalah penyakit berbahaya karena di tingkat nasional sudah menjadi penyakit terbesar ketiga dan merupakan program yang dilanjutkan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dari catatan di Puskesmas Kahuripan, setidaknya 393 orang terkena diabetes.
"Harapan kami membuat program ini adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan penurunan angka diabetes, khususnya di Kelurahan Cikalang," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kahuripan, Asep Rahmadania, menjelaskan bahwa penyakit kekurangan insulin ditandai dengan kenaikan gula darah di atas 200.
Tanda-tandanya meliputi sering kencing, lemah, lesu, banyak haus, banyak makan, namun berat badan menurun.
"Biasa diatasi dengan cara rutin kontrol dan minum obat. Kalau diabetes melitus karena gaya hidup, bisa dengan herbal dan olahraga teratur. Kalau faktor keturunan yang insulinnya sejak lahir, harus diberikan terapi dengan injeksi," ucap Asep.
"Dulu biasanya yang terkena diabetes adalah orang di atas 40 tahun, tapi sekarang, dengan pola hidup kurang sehat, remaja juga banyak terserang," lanjutnya.
Asep mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa Unsil Fakultas Ilmu Kesehatan, Jurusan Kesehatan Masyarakat yang telah melaksanakan programnya di wilayah Puskesmas Kahuripan.
"Dengan adanya program Germatis ini, semoga masyarakat bisa sadar akan penyakit diabetes melitus dan menerapkan pola hidup sehat," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait