Deni berharap bahwa penanganan sampah dapat dijadikan prioritas tematik tahunan dalam pengambilan kebijakan tingkat kota.
"Saya meminta agar penanganan lingkungan hidup menjadi prioritas utama setidaknya selama satu tahun dari lima tahun masa kepemimpinan berikutnya. Selama ini, prioritas utama lebih condong ke infrastruktur dan daya beli," ujarnya.
"Namun, penanganan lingkungan hidup juga sama pentingnya karena telah menjadi isu global, seperti yang diakui oleh PBB. Oleh karena itu, saya meminta agar dalam lima tahun ke depan, alokasi anggaran khusus untuk lingkungan hidup," sambung Deni.
Ia juga mengungkapkan bahwa anggaran untuk penanganan sampah tahun ini hanya sebesar Rp13 miliar, lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Anggaran tersebut bahkan tidak mencukupi untuk biaya bahan bakar armada, yang hanya mencukupi hingga bulan September.
"Kami berharap dapat mendapatkan tambahan anggaran dari pemerintah kota. Selain itu, anggaran untuk pemeliharaan juga sangat minim, padahal armada kami sudah uzur dan sering mengalami kerusakan," tambahnya.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Kota Tasikmalaya, Tedi Setiadi, berharap agar hasil dari musrenbang ini dapat menghasilkan rencana kerja pembangunan untuk tahun 2025.
Ia juga mengingatkan bahwa masalah sampah masih menjadi permasalahan di Kota Tasikmalaya. "Kami mengharapkan inovasi dari masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dalam menjaga lingkungan, terutama dalam hal penanganan sampah," tutupnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait