Wahyu menjelaskan, bahwa pihaknya akan mengintensifkan fungsi jaringan tersebut dengan memastikan bahwa setiap wali kelas mengenal setiap siswa secara pribadi.
Hal ini bertujuan untuk memahami keluhan, potensi, dan karakteristik masing-masing siswa.
"Guru diharapkan tidak hanya mengajar sesuai bidangnya, tetapi juga membantu membangun karakter siswa, termasuk nilai-nilai seperti kedisiplinan dan menghormati," ujar Wahyu, Rabu (27/12/2023).
Dalam upayanya menghadapi permasalahan ini, Wahyu menegaskan, pihaknya terus mendorong guru untuk memahami siswa secara lebih mendalam.
Evaluasi akan dilakukan secara berkala, dan setiap kejadian akan dicatat dan ditindaklanjuti.
Wahyu juga menyoroti fokus Disdik Jawa Barat terkait keterlibatan pelajar dalam kasus hukum.
Evaluasi ini akan melibatkan kerja sama dengan sekolah dan aparat keamanan untuk mengantisipasi perkumpulan yang berpotensi merugikan.
Dalam konteks tindakan pencegahan, Wahyu mengakui bahwa dikeluarkannya para pelajar yang terlibat dalam kegiatan kriminal atau tergabung dalam geng motor merupakan langkah yang harus diikuti sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
Meskipun demikian, pihaknya lebih memilih pendekatan pembinaan terlebih dahulu untuk mencegah keterlibatan pelajar dalam aksi kriminal.
"Itu ada mekanismenya. Pertama dari sisi sekolah, kedua dari ketentuan hukum. Biasanya, itu ada tahapan sanksi. Namun kami akan membina dulu anak agar tidak seperti itu," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait