BANJAR, iNewsTasikmalaya.id - Pemerintah Kota Banjar, Jawa Barat bersama sejumlah komunitas menggagas program inovatif dalam pengelolaan sampah yang disebut Kawasan Minimalis Sampah Mandiri, atau lebih dikenal dengan KamiSama.
Program ini mengoptimalkan teknologi incinerator untuk mengurangi sampah hingga 10 ton per hari.
Wakil Wali Kota Banjar, Nana Suryana, mengapresiasi gagasan luar biasa dalam pengelolaan sampah.
Ia mengatakan, meskipun sampah merupakan masalah umum, namun bagaimana jika masalah tersebut dapat diubah menjadi berkah.
"Sekarang, setiap hari penduduk Banjar yang berjumlah 207 ribu jiwa membuang sampah, bahkan bayi pun sudah menghasilkan sampah. Oleh karena itu, kota harus mengelolanya agar menjadi berkah," ujar Nana di kantor KamiSama, Kelurahan Karangpanimbal, Kota Banjar pada Kamis (30/11/2023).
Menurutnya, program KamiSama di Banjar mampu mengelola sampah sebanyak 10 ton per hari, mengubahnya menjadi biokonversi, arang, dan pupuk.
Ini merupakan inovasi yang luar biasa untuk keberlanjutan kehidupan manusia, meskipun pengelolaan KamiSama baru mencapai 20 persen, sisanya menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA), setidaknya sudah dapat ditekan.
"Produksi sampah yang menuju TPA harus kita tekan, jangan sampai menumpuk di sana, melainkan diolah menjadi bermanfaat di KamiSama," tambahnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat, Prima Mayaningtyas, mengatakan, KamiSama ini merupakan pilot projek yang sangat baik dalam upaya pengolahan sampah. Inovasi ini tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terlibat dalam pengelolaannya karena menghasilkan hasil yang bernilai.
"Ini akan menjadi contoh bagi Provinsi Jawa Barat dan juga nasional. Kami mencari peluang agar inovasi ini dapat diterapkan di Jawa Barat," kata Prima.
Salah satu pihak yang terlibat dalam program KamiSama,Eka Santosa, menyampaikan, persoalan sampah merupakan tanggung jawab bersama, dan saat ini tidak ada lagi istilah pengangkutan sampah.
"Kehadiran KamiSama ini bertujuan untuk mengubah cara berpikir masyarakat dalam mengelola sampah," ucap Eka.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait